Upaya Konservasi Di Tengah Pandemi

Disaat perekonomian yang tengah melesu akibat dampak pandemi covid-19, dimana pemerintah harus memberlakukan PPKM darurat, membuat pertemuan antar manusia dengan manusia semakin dibatasi. Covid-19 varian delta, dengan potensi penularan antar manusia yang sangat cepat, membuat banyak pelaku usaha kecil harus berfikir keras memutar cara agar usahanya tetap berjalan, dari pola konvensional yang selama ini umum mereka lakukan.

Sugianto, seorang buruh tani dari Dusun Tamban RT 002 RW 01 Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang adalah salah satu petani yang tidak memiliki lahan pertanian sebagai penopang hidup keluarganya. Melalui program kemitraan dengan pihak Perhutani kala itu dia mendapatkan hak kelola lahan Perhutani yang bisa dia andalkan untuk merintis kiprahnya.

Sugianto, pengelola pembibitan mandiri Desa Tambakrejo

Lahan yang berbatu serta tidak terlalu subur dengan tanaman utama jati menjadi bidang kelolanya. Pembagian hasil pada saat itu adalah  80 : 20 tanaman sela antara pihak Perhutani dan petani penggarap. Namun dia tak kenal menyerah, harapan dia pancangkan setinggi tingginya pada sebidang lahan garapan tersebut. Ide cemerlang yang terbersit adalah membuat bibit tanaman sebanyak banyaknya untuk menanami lahan yang dia miliki, sekaligus juga menerima permintaan pembelian dari yang membutuhkan

Sebagai petani sederhana dia hanya mengandalkan menanam tanaman dari hasil pembibitannya sendiri. Sedikit sekali dia memperolehnya dari hasil membeli bibit tanaman yang siap tanam di lahannya, itupun ditujukan untuk pengambilan entreesnya ketika pohon tersebut menghasilkan produksi yang baik.

Pada beberapa penjual minuman juice kemasan dia menitipkan 20.000 untuk sekarung biji alpukat. Pikiran yang sangat sederhana sekali saat itu, yaitu bilamana sebuah alpukat siap dikonsumsi artinya buah itu telah tua dan masak, sehingga harapannya bijinyapun bagus untuk dijadikan bibit, juga berlaku untuk beberapa tanaman buah lainnya. Tidak sungkan pula ketika di pasar dia memungut biji bijian untuk dibawa ke rumah. Bukan pekerjaan utama sebagai penangkar bibit tanaman kala itu, karena buruh adalah kesehariannya.

Bersama anggota LSM ProFauna dan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Jenis tanaman

Jenis jenis tanaman yang telah tersedia di lokasi persemaian Bapak Sugianto, diantaranya adalah :

  1. Alpukat lokal sebanyak 1.500 batang
  2. Alpukat sambung pucuk sebanyak 500 batang
  3. Cengkeh sebanyak 2000 batang
  4. Durian sambung pucuk sebanyak 200 batang
  5. Langsat sebanyak 100 pohon
  6. Manggis sebanyak 100 pohon
  7. Beringin sebanyak 300 pohon

Dengan bahu membahu bersama istrinya serta beberapa anggota kelompok dia bekerja di lokasi persemaian tersebut yang merupakan lahan mata pencaharian barunya yang akan terus dia kembangkan baik dari segi jumlah maupun jenisnya.

Karena kapasitas yang masih sedikit permintaan bibit sementara ini baru bisa melayani daerah sekitar Desa Tambakrejo, diantaranya adalah Desa Sitiarjo, Desa Apusan dan Desa Sendiki. Terkait ongkos kirimnya tergantung dari kesepakatan antara penyedia bibit tanaman dengan pihak pembeli. Sebagai informasi harga untuk masing masing jenis tanaman adalah sebagai berikut :

  1. Alpukat lokal biasa : Rp. 10.000 / batang
  2. Alpukat sambung pucuk : Rp. 20.000/ batang
  3. Cengkeh : Rp 5.000 – Rp. 10. 000 / batang (tergantung ukuran)
  4. Durian sambung pucuk : Rp. 25.000/ batang
  5. Langsat : Rp. 5.000/ batang
  6. Manggis : Rp. 5.000/ batang
  7. Beringin : Rp. 10.000/ batang

Ketekunan, kreatifitas inovasi serta keterbukaan informasi adalah modal utama dalam berkarya. Apalagi disaat pandemi yang tengah melanda pada saat ini, tentunya harus terus mencari inovasiuntuk bisa manjual hasil pembibitannya.

Sugianto adalah petani sederhana yang ramah, juga mau membuka diri kepada semua orang. Sebagai anggota Kelompok Tani Hutan Maju Mapan yang berada di Desa Tambakrejo, dia juga terus ikut menghidupkan warna pada KTH yang menaunginya, juga mecoba menjalin kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat yang eksis di daerah tersebut.

Ketua KTH Maju Mapan yang juga merupakan anggota LSM ProFauna mencoba menjembatani masyarakat yang peduli terhadap kelestarian alam melalui program adopsi pohon. Adopsi pohon merupakan terobosan inovatif yang bisa dijadikan saluran bagi khalayak umum yang peduli terhadap kelestarian alam dan lingkungannya tanpa harus menanam serta memelihara sendiri bibit tanaman yang hendak ditanamnya. Hanya dengan berdonasi minimal Rp. 100.000 masyarakat bisa turut serta dalam pelestarian hutan

Dengan adopsi pohon minimal sebesar Rp 100.000/pohon, pohon tersebut  akan senantiasa dirawat oleh kelompok hingga satu tahun atas nama donatur. Jika setelah itu masih mau melanjutkan mengadopsinya, maka nama donatur tetap akan dicantumkan sebagai “orangtua asuh” dari pohon tersebut. Donatur dapat memesannya melalui kontak : 0818385025 dan 081233958291

Bersama menjaga lestarinya alam
Bibit alpukat adopsi

SALAM LESTARI

Penulis : Listiono Riadi, S.Hut

Penyuluh Kehutanan Ahli Muda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *