MATOA (Pometia pinnata) MPTS YANG BISA MENAMBAH NILAI EKONOMI

Oleh :

Eny Darmayanti, SP

Penyuluh Kehutanan Ahli Muda

MPTS adalah tanaman kayu-kayuan yang bersifat multiguna karena bermanfaat dari segi ekologi maupun dari segi ekonomi serta menghasilkan komoditas kayu dan non kayu salah satunya adalah matoa. Matoa adalah tanaman pohon dan kayu dengan abor Sapindaceae yang telah dijadikan identitas flora Indonesia khususnya daerah Papua. Di Papua dikenal 2 jenis matoa, yaitu matoa kelapa dan matoa papeda. Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya. Matoa Kelapa dicirikan dengan daging buah yang kenyal seperti rambutan aceh, sedangkan matoa papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket. Tanaman ini mudah beraptasi dengan kondisi panas maupun dingin. Pohon ini juga tahan terhadap serangga, yang pada umumnya merusak buah namun hama yang senang memakan buah matoa adalah kelelawar. Penyebaran tanaman matoa saat ini hampir terdapat di seluruh wilayah Indonesia.

Morfologi :

Pohon

Pohon matoa tergolong besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dan berdiameter rata-rata maksimum 100 cm. Pohon matoa umumnya berbuah sekali dalam setahun. Biasanya, pohon ini berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan berbuah tiga atau empat bulan kemudian.

Buah :

Daging buah matoa memiliki aroma dan rasa khas terdapat 3 jenis matoa berdasarkan buah masak yaitu matoa kulit buah merah, kuning dan hijau. Terdapat juga 2 jenis matoa berdasarkan karakteristik buah nya yaitu matoa kelapa yang mempunyai daging buah yang kenyal dan lepas berdiameter  2-3 cm dan Matoa papeda yang mempunyai tekstur buah sedikit lembek dan lengket dan buah berdiameter lebih kecil 1-2 cm.

Buah Matoa yang sudah matang

Budidaya :

Budidaya pohon matoa paling banyak dikembangkan dengan cara generatif (menanam biji). Untuk budidaya matoa secara generatif (menanam biji), semaikan biji matoa yang berasal dari buah matoa yang sudah tua dan dari pohon yang unggul baru ditabur di bedeng tabur. Biarkan bibit sampai memiliki ketinggian batang sekitar 10–15 cm, kemudian pindahkan ke polybag. Pemeliharaan  bibit terus dilakukan sampai tinggi batang sekitar 40–50 cm setelah itu bibit baru siap untuk ditanam. Pohon matoa akan tumbuh optimal apabila ditanam di tanah secara langsung. Buatlah lubang tanam dengan ukuran 50 cm x 50 cm dengan kedalaman 50 cm – 60 cm. Isi lubang dengan pupuk kandang sampai 2/3 bagian terisi. Sebelum lubang ditanami, biarkan lubang terlebih dahulu selama 1 bulan agar pupuk kandang meresap sempurna dan kondisi tanah stabil setelah itu kemudian bibit matoa siap ditanam.

Syarat Tumbuh :

Pohon ini tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang air) dengan lapisan tanah yang tebal. Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun).

Pemeliharaan Tanaman Matoa
  • Penyulaman dengan mengganti bibit jika ada yang mati dan bersihkan lahan dari rumput pengganggu yang ada disekitar pohon matoa.
  • Penyiraman tanaman secukupnya  jika selama beberapa hari tidak mendapatkan air hujan.
  • Pemupukan dilakukan secara berkala setiap 1 bulan sekali dengan pupuk kandang.
  • Pemangkasan saat tanaman matoa umur 3 tahun. Hal ini bertujuan agar pohon matoa menghasilkan banyak cabang sehingga peluang setiap cabang menghasilkan buah akan lebih besar dan pohon tidak terlalu tinggi.
Pemanenan Buah Matoa
  • Pohon matoa hasil budidaya dari biji akan memerlukan waktu 6 tahun untuk berbuah.
  • Umumnya matoa berbuah sekali dalam setahun. Berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan berbuah 3 atau 4 bulan kemudian.
  • Lakukan pemanenan dengan memotong tangkai buah matoa mengunakan gunting atau pisau tajam.
  • Kalau memakai galah harus ditunggu dibawahnya dengan membawa zak plastk diberi kayu kanan kiri untuk pegangan tidak diletakkan di atas tanah langsung tetapi harus dipegang supaya buah tidak pecah  lalu buah dijatuhkan kira2 pas diatas zak

Pohon Matoa di KTH Turi Putih

Ibu Umi Muhsinin Desa Kebonagung, Kecamatan Wonodadi mempunyai pohon matoa yang hasilnya cukup lumayan menjanjikan. Dalam satu tahun ibu Umi bisa memanen buah matoa  sekitar 400kg (4 kuintal) dengan harga Rp.20.000,- per kilo jadi setiap tahun menghasilkan 400kg x Rp.20.000,- = Rp.8.000.000,-. Buah matoa bisa menjadi investasi jangka panjang.

Pohon Matoa umur 27 th di Ds.Kebonagung, Kec.Wonodadi

Pohon matoa adalah termasuk tanaman langka yang mempunyai keistimewaan rasa buah yang enak, dan manis. Budidaya matoa sangat mudah dan tidak terlalu memerlukan perlakuan khusus untuk hidup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *