Peluang Usaha HHBK Budidaya Jamur Tiram

Petani Jamur Tiram banyak dijumpai hampir di setiap binaan Wilayah Kerja PK Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Malang, baik di wilayah Kab. Malang sendiri, Kab. Blitar dan juga di Kota Batu. Pada kesempatan ini PK mencoba menggali data untuk artikel (Website) tentang Peluang Usaha HHBK Budidaya Jamur Tiram di Dusun Tlogo II, Desa Tlogo Kec. Kanigoro Kab. Blitar

Kurang lebih ada 11 petani yang menggeluti Usaha  HHBK Budidaya Jamur Tiram, baik skala kecil maupun skala besar. Untuk skala kecil jumlah baglog yang dimiliki sekitar 3.000 s/d 5.000 buah. Adapun untuk skala besar baglog yang dimiliki sudah mencapai kisaran 40.000 buah.

Jamur Tiram (Pleurotus sp) tergolong ke dalam jamur yang dapat di konsumsi oleh manusia. Jamur ini di kenal karena memiliki rasa yang enak dan kandungan gizinya yang sangat tinggi. Dinamakan Jamur Tiram karena bentuknya yang menyerupai cangkang  Tiram.

Dalam budidaya Jamur Tiram di perlukan beberapa langkah persiapan dan sekaligus pelaksanaan pekerjaan antara lain :

  1. Membuat Kumbung (Rumah Jamur)

Petani Jamur Tiram di Dusun Tlogo II, Desa Tlogo Kec. Kanigoro Kab. Blitar biasanya menggunakan bambu / kayu untuk bahan pembuatan kumbang dengan ukuran bervariasi, ada yang kecil dan ada yang besar.

Untuk dinding kumbang di buat dari gedeg dan papan. Atap ada yang dari genteng, ada juga yang sebagian dari esbes. Untuk atap sebetulnya yang paling bagus dibuat dari genteng ataupun sirap, agar suhu di dalam kumbang bisa tetap terjaga kelembapannya (tidak terlalu panas). Lantai tidak boleh diplester agar air yang digunakan untuk menyiram jamur dapat meresap ke dalam tanah.

  • Membuat Rak (Tempat Baglog)

Rak berfungsi untuk menyusun baglog, rangka rak bisa di buat dari bambu / kayu. Rak diletakkan berjajar antara rak satu dengan rak yang lainnya dan dipisahkan oleh lorong. Ukuran ketinggian rak tidak kurang dari 40cm, rak bisa dibuat 2-3 tingkat. Lebar rak 40 cm dan panjang setiap ruas rak yaitu 1 meter.

Sebelum di isi baglog rak harus dibersihkan terlebih dahulu, dilakukan pengapuran, penyemprotan dengan fungisida sebelum baglog di tata/dimasukkan dalam rak, agar tempat benar-benar bisa steril.

  • Menyiapkan Baglog (Media Tumbuh)

Baglog merupakan media tanaman / tempat meletakkan bibit Jamur Tiram. Bahan utama baglog adalah serbuk gergaji karena Jamur Tiram termausk jenis jamur kayu. Baglog di bungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah satu ujungnya di beri lubang dan pada lubang tersebut akan tumbuh menyembul keluar. Untuk  harga  baglog  sendiri  di  wilayah  ini  dijual  dengan  harga  rata-rata  Rp 2.500 ,- / baglog.

  • Cara Perawatan Budidaya Jamur Tiram
  • Sebelum baglog disusun, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog, diamkan selama 5 hari. Lakukan penyiraman untuk menambah kelembapan.
  • Setelah itu potong ujung baglog untuk memberikan ruang pertumbuhan lebih lebar.
  • Lakukan penyiraman dengan sprayer. Penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan air. Semakin sempurna pengabutan semakin baik.
  • Frekuensi penyiraman 2-3 kali dalam sehari / tergantung suhu dan kelembapan kumbung. Jaga suhu pada kisaran 16-24oc.
  • Panen Budidaya Jamur Tiram

Bila baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan penuh mesilium, biasanya dalam 1-2 minggu sejak pembuatan tutup baglog jamur akan tumbuh dan sudah bisa di panen.

Baglog jamur bisa di panen 5-8 kali bila perawatannya baik. Baglog yang memiliki bobot sekitar 1kg akan menghasilkan jamur ± 0,7-0,8 kg. Setelah itu baglog dibuang atau bisa dijadikan bahan kompos.

Budidaya Jamur Tiram tidak memerlukan teknologi tinggi, sehingga cukup sederhana dan dapat dilakukan sendiri oleh petani jamur. Jamur Tiram kini semakin populer, dengan investasi yang murah mendapatkan hasil yang menjanjikan sehingga usaha HHBK Budidaya Jamur Tiram semakin digandrungi oleh petani jamur dan layak dijadikan lahan bisnis. Harga  jual Jamur Tiram sekitar Rp 10.000,-/kg. Biasanya dijual langsung ke konsumen yang datang langsung ke rumah petani Jamur Tiram atau diambil oleh pengepul.

Penulis : Hadi Sugito, SP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *