Masyarakat Malang raya barangkali sudah mahfum mengenai spot-spot wisata yang ada di kota ini, dari wisata pantai hingga wisata yang terletak di lokasi pegunungan. Destinasi wisata yang sangat luar biasa tersebar di berbagai titik di kota tercinta ini.
Kecamatan Turen, yang terletak di sebelah selatan Kota Malang dengan jarak sekitar 33 km dari pusat kota adalah salah satunya. Di Kecamatan Turen ini terdapat beberapa unggulan destinasi wisata yang selalu ramai dikunjungi wisatawan, walaupun secara statistik terjadi penurunan jumlah pengunjung yang datang akibat pandemi Covid 19. Pada kesempatan kali ini, penulis akan mengajak pembaca untuk berwisata secara virtual di salah satu lokasi wisata yang cukup menarik yaitu ekowisata Bonpring yang beralamat di Jalan Andeman Dusun Kampung Anyar Desa Sanankerto Kecamatan Turen Kabupaten Malang, dengan mengamati dari sisi lain yaitu keberadaan beberapa jenis tanaman bambu yang tumbuh di sini. Tanaman bambu yang merupakan salah satu komponen utama pendukung wisata ini sehingga menambah keasriannya, juga sangat aman dan nyaman untuk dinikmati dari semua ragam usia, dari balita hingga orang tua dengan spot-spot wisata yang tersedia di tempat ini.
Pemandangan asri, udara sejuk diiringi tingkah gemericik air yang mengalir melalui selokan di pinggir kolam yang berasal dari sumber mata air alami yang keluar dari pori-pori tanah di bawah pepohonan bambu, sangat memanjakan hati, sejenak menghilangkan kepenatan pekerjaan sehari hari.
Untuk bisa berwisata di tempat ini, pengunjung tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Pasalnya, harga tiket masuk ekowisata Boon Pring Turen sangat terjangkau, yaitu sebesar Rp. 10.000 per orang untuk dewasa dan Rp. 5.000 untuk anak-anak, dengan tarif parkir sepeda motor sebesar Rp. 3.000 dan mobil sebesar Rp. 5.000. Namun, jika wisatawan hendak naik wahana seperti perahu maupun sepeda air, cukup perlu menyiapkan biaya tambahan rata-rata Rp. 10.000 per wahana.
Pada masa pandemi ini wisata Bonpring sempat ditutup beberapa kali diantaranya tanggal 4 sampai tanggal 13 Juli yang lalu. Namun kini tempat ini sudah bisa dikunjungi kembali, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, agar tidak mengurangi kenyamanan dan keamanan pengunjung. Pengecekan suhu badan pada calon pengunjung, hingga tersedianya tempat cuci tangan di beberapa sudut lokasi wisata ini sangat mudah ditemukan.
Untuk bisa berwisata di tempat ini, pengunjung tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Pasalnya, harga tiket masuk ekowisata Boon Pring Turen sangat terjangkau, yaitu sebesar Rp. 10.000 per orang untuk dewasa dan Rp. 5.000 untuk anak-anak, dengan tarif parkir sepeda motor sebesar Rp. 3.000 dan mobil sebesar Rp. 5.000. Namun, jika wisatawan hendak naik wahana seperti perahu maupun sepeda air, cukup perlu menyiapkan biaya tambahan rata-rata Rp. 10.000 per wahana.
Pada masa pandemi ini wisata Bonpring sempat ditutup beberapa kali diantaranya tanggal 4 – 13 Juli yang lalu. Namun kini tempat ini sudah bisa dikunjungi kembali, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, agar tidak mengurangi kenyamanan dan keamanan pengunjung. Pengecekan suhu badan pada calon pengunjung, hingga tersedianya tempat cuci tangan di beberapa sudut lokasi wisata ini sangat mudah ditemukan.
Berikut adalah nama beberapa jenis bambu yang dapat dijumpai di Bonpring beserta ciri dan kegunaannya :
No | Nama | Ciri ciri | Kegunaan | Foto |
1 | Bambu Apus (Gigantochloa apus) | Bambu ini memiliki nama lain bambu tali yang memliki ciri : Warna batangnya hijau keabuan dan cabanya menusuk pelepah buluh (slumpring) | Bahan pembuat rusuk-rusuk rumahBahan untuk menempatkan posisi genting Bahan untuk membuat gedhek (anyaman bambu)Bahan untuk tiang penyangga cor Bahan untuk membuat pagar rumah | |
2 | Bambu Peting | Diameter : 8-15 cmTebal : 3-4cmTidak banyak serabutnya dan lebih bersih daripada bambu petungWarna : Hijau (muda), Kuning (tua) | Bahan untuk membuat pancang/untuk memasang pondasiBahan untuk ngecorBahan untuk tiang rumah | |
3 | Bambu Petung Hijau (Dendrocalamus asper-green) | Diameter : 20-30 cmTebal : 5 cmDiameter relatif besar dibanding jenis lain.Ruas bambu petung antara 40-60 cm,Ketebalan 10 -15 cm,Panjang batang 10- 20m. Warna : hijau(muda), kuning(tua) | Bambu petung biasa dipakai sebagai elemen tekan (kolom) karena kemampuan menahan tekuk tinggi. | |
4 | Bambu Cendani (Phyllostachys aurea) | Batang dgn tiga buah ruas berbeda panjang, dimana ruas yg tengah lebih kecil/pendek dr yg lain.Ruas bambu ini melingkar rapat dari pangkal bawah semakin keatas merenggang artistikTeksturnya lebih kuat dr bambu sejenisnya | Biasanya di gunakan untuk joran pancingBahan untuk tangkai payungBahan untuk pipa rokokBahan untuki kerajinan tangan Dipercaya sebagai pembawa keuntungan (mitos) untuk perlombaan. | |
5 | Bambu Hitam (Gigantochloa artoviolacea) | Mempunyai ciri batang hitam keunguan. Sama juga disebut pring wulung hanya saja jenis yang ini agak keungunan | Dimanfaatkan sebagai bahan untuk alat musikBahan kerajinan tangan Bahan peralatan rumah tanggaBahan furniture | |
6 | Bambu Ampel Kuning ( Bambusa vulgaris ) | Biasa di sebut dengan bambu ‘ gading’Bambu ampel kuning var.striata (yang berarti garis-garis. Memliki garis hijau pada batangnya yang berwarna kuning | Biasanya di gunakan untuk bahan pikulan, penopang, dan pagar; dan juga untuk kaso dan tiang rumah | |
7 | Bambu Taiwan (Dendrocalamus latiflorus taiwan giant bamboo) | Bentuk batang lurusWarna: kuning sampai coklatTinggi 14-25mDiameter 8-20 cmPanjang daun 15-50cm | Biasanya digunakan untuk pipa air, piring dari anyaman bambu, rumah, kertas | |
8 | Bambu Cina Kuning (Bambusa eutuldoides viridi vittata) | Batang kuning lemon dengan striations hijau. Daun terkadang bergaris-garis krim.Batang tegak dengan bagian bawah bercabangCabang rendah, dapat dipangkas untuk memaparkan batangKetinggian 6 – 8mDiameter batang : 4cm | Sebagai pagar halaman atau kebun.Dipakai sebagai tangkai payung atau joran. Buluh ini juga digunakan untuk bahan anyaman, pulp bahan kertas. Sebagai penghalang angin.Kultivar-kultivar berbatang pendek sering dipelihara sebagai tanaman pot yang menarik | |
9 | Bambu Pagar (Bambusa tuldoides) | Batang tegak dengan ujung melengkung dengan garis kuningTinggi 6-10 mDiameter 3-5 cmKetebalan 4-5mm dengan ruas 30-36 cm | Bahan kerajinanBahan untuk pengobatan cinaBahan untuk serat kertas | |
10 | Bambu Nepales (Himalayacalamus porcatus) | Ketinggian mencapai 3 mDiameter batang 1 cmIklim : membutuhkan iklim yang dinginKebutuhan cahaya: memerlukan kebutuhan cahaya matahari penuh | Sebagai bahan kerajinan dan dekorasi Dapat digunakan untuk tanaman di luar rumah atau pagar | |
11 | Bambu Gigantius (Dendrocalamus giganteus) | Berwarna hijau keabu-abuanKetinggian mencapai 30 mDapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggiDapat tumbuh hingga 40 mm perhariDiameter bantang mencapai 10cm | Biasanya digunakan untuk konstruksi jembatan Untuk kerangka dinding rumahPenguatan betonBahan tanggaBahan ubin dan penutup lantaiDaun biasanya digunakan untuk jerami | |
12 | Bambu Oldhomi (Bambusa oldhami) | Jenis bambu besarKetinggian mencapai 20 mDiameter batang 10 cmPercabang pendek dengan daun yang panjang Tumbuh cepat dalam bulan-bulan yang hangat | atang biasanya digunakan untuk furnitur tapi tidak cocok untuk konstruksi | |
13 | Bambu Balcoa (Bambusa balcooa) | Tipe bambu yang berumpunTumbuh mencapai ketinggian 25 mKetebalan 15cmDapat bertahan hidup di cuaca panas dan tanah kering | Sebagai bahan bangunan untuk rumah, jembatan, pelampung ikan. Bambu jenis ini dapat juga digunakan sebagai bahan baku untuk industri wood chip, bubuk kertas | |
14 | Bambu Hamiltoni (Dendrocalamus harmitoni) | Batang berwarna hiaju kusamPanjang ruas mencapai 20-40 cmDiameter batang 5-15 cmKetebalan dinding batang 0,5-1,5 cm | Bambu ini biasanya dibudidayakan tunasnya untuk dikonsumsi dan juga ditanam di perkebunan teh untuk penahan angin. | |
15 | Bambu Lako (Bambusa lako timor black) | Akar serumpunBentuk batang lurusWarna awal hijau setelah dewasa hitamTinggi mencapai 15m dengan diameter 8cmPanjang daun 25 cmCabang mulai tumbuh setelah ketinggian 1m di atas tanah dapat tumbuh di lereng-lereng gunung. dan tanah kering | Bambu ini biasa digunakan untuk hiasan rumah dan pajangan | |
16 | Bambu Apus Hitam (Gigantochloa atroviolacea) | Merumpun, padat dan tegak Rebung hijau kehitaman dengan ujung jingga.Buluhnya lurus dan tegak, mencapai tinggi 15 m; garis tengahnya 6-8 cm dan ruas-ruasnya sepanjang 40-50 cmWarna hijau gelap saat muda, berubah menjadi ungu kehijauan hingga kecokelatan gelap, dengan lampang berupa cincin berwarna pucat atau keputihanPercabangan muncul. 2-3 m di atas tanah; biasanya dengan banyak cabang, yang salah satunya lebih besar daripada yang lain | Bambu hitam terutama dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan alat-alat musik tradisional seperti calung, angklung, gambang, dan celempung.[1] Bambu ini baik pula dipakai untuk membuat perlengkapan rumah tangga seperti furnitur, balai-balai, dan kerajinan tangan seperti pelbagai jenis anyaman (keranjang dll.) | |
17 | Bambu Cungi | Mempunyai ciri panjang ruas 70-100 cmDan diameter batang 1-2 cm | Sebagai sumber bahan untuk material rumah dan hiasan | |
18 | Bambu Pagar Krisik Kuning | Jenis bambu yang berumpunMemiliki tinggi kurang lebih 1-2mMemiliki batang dengan diameter 1-2cm dengan warna bambu kuning keemasan | Bambu ini biasanya digunakan untuk tanaman hias di tepi rumah atau untuk pagar dan juga kerajinan | |
19 | Bambu Varigata (Bambusa glaucophylla) | Memiliki ciri daun berwarna putih/ hijua bergaris-garis putih. | Digunakan sebagai ornamenBahan pagar-pagar rumah dan tanaman hias | |
20 | Bambu petung hitam (Dendrocalamus asper) | Dalam bahasa jawa bambu ini biasa disebut ‘pring petung wulung’.Memiliki ciri bulu bludru pada batangnya | Banyak digunakan sebagai mebel dan konstruksi rumah | |
21 | Bambu Ampel Hijau (Bambusa vulgaris) | Memiliki ciri pelepah buluhnya tegak dan menempel pada batang | Sebagai bahan bangunan rumah, pondok, pagar, jembatan,rakit, pipa saluran air, alat peraga, mebel, berbagai peralatan rumah tangga serta sebagai bahan baku untuk pulp kertas. Selain itu, tunas mudanya (rebung) dapat dimakan serta dapat digunakan sebagai obat liver atau hepatitis/sakit kuning dan obat bengkak. | |
22 | Bambu Jawa Hijau (Gigantochloa atter) | Bambu yang merumpun, padat dan tegak, rebungnya hijau hingga keunguan, tertutup oleh bulu miang berwarna hitam. Batang lurus, mencapai tinggi 22-25m, diameter 5-10 cm, ruas 40-50 cm, tebal dinding buluh 8 mm, dengan lampang berupa cincin berwarna pucat pada buku-bukunya.. Percabangan muncul 2-3 m di atas tanah. | Sebagai bahan bangunan: rangka rumah, dinding, pagar; perlengkapan rumah tangga seperti balai-balai, furnitur, serta alat-alat masak. Bambu ini baik pula untuk membuat alat-alat musik tradisional.Rebungnya disukai sebagai sayuran | |
23 | Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea ) | Warna kulitnya wulung/hitam/hijau kehitaman/ungu tua serta adanya garis berwarna kuning di sepanjang batang ataupun rantingnya. Diameter bambu wulung mayoritas antara 5-12 cm dengan panjang/tinggi antara 7-18 meter. | Bahan bambu runcing Sebagai bahan bangunan(rangka atap)Bahan tiang benderaBahan kerajinan layaknya hiasan dinding | |
24 | Bambu Ori (Bambusa arundinacea wild) | Batangnya berduri.Tegak, mencapai tinggi 25m, agak berbiku-biku, berduri; mulai bercabang di atas tanah, berupa satu cabang dominan diikuti oleh cabang lain yang lebih kecil. batang muda dengan lapisan lilin putih. Panjang ruas 25-30 cm dan garis tengahnya 5-10 cm; tebal dinding batang 10-20 mm, padat pejal pada dasarnya. | Dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, juga untuk membuat furnitur, perkakas dapur, mainan, anyam-anyamanrebungnya bisa dikonsumsi.Pelindung sempadan sungai dari erosi | |
25 | Bambu Tutul | bambu yang tingginya mencapai 12 m, berwarna hijau ketika muda dan berwarna tutul kecokelat-cokelatan setelah tuadiameter batang 4-8 cm | Bambu jenis ini biasanya dipakai untuk membuat kerajinan dan perabotan rumah tangga |
Nah..setelah mengenal beberapa jenis bambu, kita menjadi lebih tahu mengenai ciri dan manfaat bambu bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Sebagai penggerak perekonomian bagi para pengrajin yang memanfaatkan bambu sebagai bahan utamanya, juga menjadi salah satu jenis vegetasi yang dapat melestarikan keberadaan sumber mata air. Memiliki nilai estetika yang tinggi serta ramah lingkungan, juga merupakan sumberdaya yang terbarukan.
Berwisata sekaligus belajar dengan cara mengamati lingkungan di sekitar ekowisata Bonpring ini akan menumbuhkan rasa sayang dan peduli terhadap kelestarian alam dan keberlangsungan lokasi wisata ini. Pada akhirnya aktivitas pariwisata diharapkan dapat memberikan dampak yang sangat luas baik bagi pengelola, perekonomian masyarakat sekitar, rekreatif serta informatif bagi pengunjung, sekaligus sebagai wahana menambah ilmu pengetahuan.
Penulis
Listiono Riadi, S.Hut
Penyuluh Kehutanan Ahli Muda