Pembinaan dan Pengawasan Dalam Rangka Rehabilitasi Lahan (Pembangunan Demo Plot)

Dalam rangka kegiatan pengembangan teknologi Rehabilitasi Hutan dan lahan pada Selasa, 8 Juni 2021 diadakan acara pembinaan dan pengawasan di Desa Ngabab Pujon Kab. Malang dengan sasaran KTH Sumber Makmur IV serta pada hari Rabu, 9 Juni 2021 di Dusun Lembah Gentungan Desa Kebonsari Kec. Kademangan Kab. Blitar dengan sasaran KTH Lembah Gentungan.

Selain KTH acara juga dihadiri oleh Penyuluh Kehutanan serta Lurah dan perangkat Desa setempat. Acara di Desa Ngabab dibuka oleh Kepala CDK Wilayah Malang, Bapak Sapto Yuwono, S.Hut., M.M., serta acara di Desa Kebonsari dibuka oleh Kepala Seksi Rehabilitasi Lahan dan Pemberdayaan Masyarakat Bapak Sumantri Radiansyah, S.Hut., M.Sc.

“Kegiatan pembuatan Demo Plot (Demplot) ini akan dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap kesungguhan kelompok tani sasaran. Apabila pada kegiatan ini berhasil serta kelompok tani bersemangat maka kemungkinan akan ada kegiatan lain ditahun mendatang” hal itu disampaikan oleh Bapak Kepala CDK Wilayah Malang, Sapto Yuwono, S.Hut., M.M. mengingat KTH sasaran baru pertama kali mendapatkan kegiatan

Acara tersebut diisi oleh narasumber dari Dosen Universitas Brawijaya Malang, Bapak Cahyo Prayogo, S.P., M.P., Ph.D. materi yang disampaikan yaitu mengenai Pola Tanam Agroforestry Sengon Dengan Tanaman Produktif Lainnya, beliau mengemukakan bahwa pola tanam secara agroforestry yaitu menggabungkan tanaman pertanian dengan tanaman kehutanan. Tentunya dalam menanam sengon banyak sekali menemui kendala, seperti halnya yang disampaikan oleh salah satu petani saat sesi tanya jawab berlangsung, yaitu adanya hama karat furu serta penggerek batang.

Beliau menanggapi bahwa hama pada sengon dapat dibasmi dengan memanfaatkan bagian dari akar bambu atau biasa disebut barongan bambu, bagian ini dapat dijadikan sebagai pencegahan hama pada sengon. Komposisinya adalah akar serta tanah pada akar bambu sebanyak 1 kg, dilarutkan pada 2 liter air kelapa, ditambahklan 2 liter tetes gula serta 2 liter air beras kemudian ditambahkan dengan air sebanyak 2 liter. Inovasi ini mendapatkan respon positif dari kelompok tani yang hadir

“Selain itu jamur karat furu juga dapat dicegah dengan cara tidak melakukan pemotongan cabang (prunning) pada kegiatan pemeliharaan tanaman” Imbuhnya

Diharapkan dengan adanya pembahasan mengenai pola tanam agroforestry anggota KTH menjadi paham mengenai tanaman kehutanan apa saja yang dapat dikembangkan dengan tanaman pertanian, serta kelebihan dan kekurangan pola tanam agroforestry. Nantinya bantuan bibit yang diberikan pada kegiatan ini yaitu Sengon, Suren, Mindi serta Jahe, yang akan dilakukan kegiatan penanaman pada bulan November mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *