Solusi Alternatif Peningkatan Pendapatan Keluarga Pengembangan Lebah Madu Trigona spp

Oleh :

Arif Darmawan, SST

Penyuluh Kehutanan Ahli Muda CDK Wilayah Malang

Pembangunan kehutanan tidak hanya mendukung sisi konservasi hutan dan lahan namun juga pembangunan sumber daya manusianya. Kelompok Tani Hutan Tunas Kembali merupakan salah satu KTH binaan CDK Wilayah Malang yang ada di Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Didukung keadaan lingkungan dengan berbagai jenis tanaman banyak tumbuh di sekitar pemukiman maupun di tegalan, masyarakat Desa Karangrejo, KTH Tunas Kembali memanfaatkannya dengan melakukan budidaya lebah madu yakni jenis Trigona spp.

Lebah Trigona spp atau Tetragonula biroi (Friese, 1898) merupakan lebah tanpa sengat (Stingless Bee) dengan cara hidup yang tidak hanya bergantung pada polen bunga seperti lebah madu jenis lainnya. Dari cara hidup yang unik ini, lebah trigona dapat dikembangbiakkan dimana saja dan relatif mudah. Selain itu, lebah trigona tersebar di seluruh Indonesia termasuk di wilayah perkotaan yang memiliki sumber resin atau getah dari jenis pohon tertentu. Resin diperlukan untuk menghasilkan propolis pada sarangnya. Pohon jenis Agathis spp merupakan salah satu sumber resin primadona karena dapat memproduksinya dalam jumlah yang sangat besar dibanding jenis pohon lainnya.

Penentuan lokasi sangat menentukan keberhasilan dalam mengembangkan usaha budidaya lebah madu. Penentuan lokasi lebah madu yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan pakan lebah. Lebah madu akan berkembang biak dan mempunyai koloni yang besar/individu yang banyak jika kondisi lingkungan tempat tinggal sangat mendukung. Lingkungan yang dibutuhkan adalah tersedianya banyak tanaman berbunga penghasil nektar dan pollen serta cukup cadangan makanan lainnya dengan budidaya lebah madu yang dapat sebagai usaha peningkatan pendapat dapat menjaga kelestarian lingkungan dengan memperbanyak tanaman yang dapat sebagai pakan lebah.

Produk yang dihasilkan

a. Produk dari lebah madu yang dapat dimanfaatkan untuk menambah nilai hasil perlebahan adalah madu, propolis, pollen dan bee brood (Sihombing, 2005). Madu lebah Trigona spp. diketahui dapat menghasilkan madu yang mempunyai kandungan vitamin c yang berfungsi sebagai antibiotik, antitoksin serta untuk meningkatkan sistem imun atau kekebalan tubuh (Angraini, 2006). Produksi madu lebah Trigona spp dipengaruhi oleh besarnya koloni. Produksi madu maupun produk yang lain tergantung dari jumlah lebah strata pekerja dalam koloni yang mencari dan mengambil pakan (Angraini, 2006).

b. Pollen adalah alat reproduksi jantan pada tumbuhan. Bagi lebah, pollen berfungsi sebagai bahan pembentuk, pertumbuhan dan pengganti sel yang rusak. Jika berlebihan pollen disimpan dalam sarang dan digunakan saat pollen langka di lapangan.

c. Propolis merupakan suatu zat resin yang dikumpulkan oleh lebah dari sumber tumbuhan seperti aliran getah atau tunas pohon.

Hasil madu yang dihasilkan KTH Tunas Kembali Desa Karangrejo sangat terbatas sekitar 1,6 kg setiap panen selama 3 bulan sekali. Total produk madu yang dihasilkan kelompok KTH Tunas Kembali yakni 19,2 kg dalam satu tahun. Penjualan madu biasanya langsung kepada konsumen yang datang ke produsen, berdasarkan pesanan, dan melalui Asosiasi Lebah Madu Blitar Raya.

Faktor-faktor kendala dalam pengembangan dan pemasaran lebah madu trigona sebagai berikut :

  1. Peralatan yang digunakan untuk mengambil sarang lebah madu hingga pemerasan madu masih sangat sederhana (manual) dan dilakukan dengan kearifan lokal.
  2. Produk madu dari kelompok Tani Hutan Tunas kembali  masih dikemas dalam botol-botol plastik atau botol kaca bekas tanpa diberi label tertentu. Hal ini tentunya jauh berbeda dengan berbagai produk madu yang ada di pasaran sehingga ketertarikan konsumen dengan produk masih kurang.
  3. Kurangnya promosi. Promosi yang dilakukan hanya dari mulut ke mulut atau langsung dari pedagang pengecer yang menjual dari rumah ke rumah dan di pasar-pasar tradisional.

Upaya pengembangan produksi dan pemasaran

Pengembangan produk madu trigona Di KTH Tunas Kembali di bawah binaan CDK Wilayah Malang  ini ada beberapa kegiatan yang telah dilakukan sebagai berikut :

1.    Pemberian pembinaan dan pelatihan tentang budidaya lebah madu trigona.

Pelaksanaan kegiatan alih teknologi budidaya lebah madu lokal Trigona spp adalah sebagai berikut : (1) Konsultasi pemecahan masalah  dan komunikasi secara partisipatif dengan petani kelompok sasaran untuk merumuskan program mulai dari perencanaan, operasional dan evaluasi (2) Penyuluhan dan pelatihan teknik budidaya lebah dan teknik panen madu. (3) Pendampingan secara berkala dan berkelanjutan kepada kelompok sasaran hingga ipteks yang dialihkan dapat dilaksanakan secara mandiri. (4) Monitoring dan Evaluasi.

2.    Dalam pengembangan dan pemasaran produk KTH Tunas Kembali menjalin kemitraan dengan BUMDES Desa Karangrejo dalam pengembangan stup lebah yaitu dengan bantuan 10 stup lebah madu trigona. Lalu bentuk kemitraan dengan Asosiasi Lebah Madu Blitar Raya yang merupakan kumpulan /kelompok pembudidaya lebah madu se Kabupaten Blitar yaitu dalam pemasaran hasil produk madu dan peningkatan pengetahuan dalam budidaya lebah madu trigona.

3.    Untuk menunjang kualitas produk madu dilakukannya fasilitasi oleh instansi/lembaga terkait mengenai peningkatan produksi madu dan pemasarannya.

  1. Penutup

Pengembangan usaha budidaya lebah madu trigona di beberapa daerah, menunjukkan bahwa usaha budidaya lebah madu trigona tersebut telah memberikan prospek yang cukup baik, karena di samping akan membuka peluang usaha dan menyerap tenaga kerja, juga turut mendukung program penghijauan melalui penanaman tanaman pakan lebah madu. Diharapkan pengembangan budidaya lebah madu trigona dapat dimanfaatkan bagi masyarakat di sekitar hutan dan khususnya masyarakat Kelompok Tani Hutan Tunas Kembali Desa Karangrejo Kecamatan Garum Kabupaten Blitar untuk dijadikan sebagai sumber penghidupannya.

Alamat : Dusun Sumenuh, KTH Tunas Kembali Desa Karangrejo RT; 03 RW : 021, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, No. Telp: 085604863711

Daftar pustaka

Anggraini, A.D., (2006), Potensi Propolis Lebah Madu Trigona spp. Sebagai Bahan Antibakteri, Skripsi Sarjana Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan IPA, IPB, Bogor.

Sihombing, D. T. H. 2005. Ilmu Ternak Lebah Madu

Surata, I.K. 2017. Budidaya Lebah Madu Kele-Kele (Trigona spp.). Buku saku /Buku Pedoman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *