Sejenak Melepas Penat di Hutan Kota Kebon Rojo Blitar

Suasana sejuk dan rindang melihat pepohonan tinggi besar terasa nyaman dan suara monyet siamang bersautan dengan berbagai burung yang berada di aviari  (kandang besar) terasa seperti berada di hutan belantara, itulah yang didapat saat berada di Kebon Rojo Blitar. Kebon Rojo Blitar merupakan taman yang berada di jantung kota tepatnya di komplek Rumah Dinas Walikota Blitar bisa dikatakan sebagai hutan kota karena dalam Peraturan Menteri Kehutanan P.14 tahun 2004, mendefiniskan hutan sebagai lahan dengan luas minimum 0,25 hektar, dengan tutupan tajuk pohon setidaknya 30 persen dan dengan pepohononan yang mampu mencapai ketinggian lima meter saat ditebang.  Kebon Rojo merupakan taman hiburan dan rekreasi keluarga yang yang disediakan untuk masyarakat umum/wisatawan secara gratis, sering jadi tujuan wisata bagi warga sekitar Blitar.  

Di taman tersebut terdapat beberapa jenis hewan yang sengaja dipelihara didalam satu kawasan khusus seperti rusa, monyet, berbagai burung ocehan, burung merak dan burung merpati yang dilepas bebas.

Kandang burung gagak

Di tempat ini juga tersedia fasilitas bermain anak, tempat bersantai, patung hewan dan ornamen-ornamen yang melekat pada areal panggung apresiasi untuk para seniman dengan latar belakang tugu peringatan Satu  Abad Bung Karno.

Berbagai jenis tanaman terdapat disini, sebanyak 105 macam terdiri dari tanaman hias, tanaman buah dan tanaman kayu. Tanaman langka yang ditanam adalah ketapang, tanjung, flamboyan, nam-nam, segawe, trengguli, keben, kanthil, gebang, wuni, damar, kayu besi, bintaro, mojo, duwet, kemiri, wadang, dan kesambi.

Data tanaman di Kebonn Rojo

Sejarah

Keberadaan Taman Kebon Rojo di Kota Blitar sudah ada sejak  tahun 1890. Pada awalnya area Kebon Rojo ini dimiliki oleh para pemilik modal dari Belanda yang membuka perkebunan kopi dan pabrik gula di Blitar serta difungsikan sebagai laboratorium tanaman unggulan, tempat rekreasi bagi warga Belanda dan warga Blitar.

Pohon Walisongo

Perkembangan Kebon Rojo pada masa Hindia-Belanda Tahun 1890-1942 terlihat rindang dan bersih namun pada masa Pendudukan Jepang Tahun 1942-1945 mengalami penurunan dalam segi kualitas tumbuhan karena pada masa ini digunakan sebagai tempat militer. Perkembangan Kebon Rojo pada masa Orde Lama dan Orde Baru Tahun 1945-1998 mengalami penyempitan, terkesan kurang terawat dan digunakan untuk wisata malam bagi kaum hidung belang. Perkembangan Kebon Rojo pada Masa Reformasi Tahun 1998-2013 sewaktu dipimpin oleh Djarot Saiful Hidayat, disinilah Kebon Rojo mulai difungsikan sebagai ruang terbuka hijau mulai dari pemberian pagar besi di sekeliling Kebon Rojo dan pendirian Tugu Satu Abad Bung Karno kemudian dilanjutkan oleh Samanhudi Anwar. Pada masa kepemimpinan beliaulah Kebon Rojo digunakan sebagai taman bermain dan edukasi.

Fasilitas

Tempat bermain anak, parkir luas, toilet, warung makan berbagai jenis makanan tersedia dan berbagai jajanan khas Blitar kebetulan dekat dengan pusat oleh-oleh Blitar, seperti wajik kletik, sambel pecel dll.

Area bermain di Kebon Rojo

Pengunjung

Seperti hari biasa sebelum pandemi Covid-19, jumlah pengunjung taman wisata Kebon Rojo setiap akhir pekan mencapai 1.000 orang. Mereka bukan hanya warga kota, melainkan juga pengunjung dari luar kota. Saat sekarang pengunjung yang boleh masuk harus menunjukan kartu vaksin dan jumlahnya dibatasi hanya 200 orang pengunjung yang boleh masuk dalam areal Kebon Rojo

Penulis : Eny Darmayanti, SP

Penyuluh Kehutanan Ahli Muda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *