Sebagaimana kita ketahui, agroforestry atau biasa disebut wanatani merupakan suatu sistem pengelolaan lahan secara intensif dengan mengombinasikan tanaman kehutanan (pohon atau kayu-kayuan) dan tanaman pertanian (tanaman semusim) dengan maksud agar diperoleh hasil yang maksimal. Model-model agroforestry bervariasi mulai dari agroforestry sederhana berupa kombinasi penanaman sejenis pohon dengan satu-dua jenis komoditas pertanian, hingga ke agroforestry kompleks yang memadukan pengelolaan banyak spesies pohon dengan aneka jenis tanaman pertanian, bahkan juga dengan ternak. Dengan penerapan sistem agroforestry diharapkan kesejahteraan petani akan meningkat seiring dengan adanya keanekaragaman hasil budidaya tanaman di bawah tegakan.
Kegiatan agroforestry yang dikelola oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Arjuna Baghawanta ini terletak di petak 85 UB Forest Desa Tawangargo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Kegiatan ini adalah bagian dari kegiatan UP UPSA yang merupakan singkatan dari Unit Percontohan Usaha Pelestarian Sumberdaya Alam. UP UPSA adalah salah satu kegiatan rehabilitasi lahan dengan memadukan teknik vegetatif dan sipil teknis pada lahan dengan luas 10 Ha.
Pada lahan agroforestry di petak 85 dengan tegakan utama berupa pohon pinus ini kita bisa melihat ada beberapa pola yang dikembangkan oleh petani setempat, diantaranya adalah :
- Kombinasi pinus – kopi – sayur
Pada pola pertama kita bisa melihat kombinasi antara pohon pinus dengan tanaman kopi. Tanaman kopi merupakan tanaman yang butuh naungan agar dapat tumbuh dengan baik sehingga cocok apabila dikembangkan dengan pola agroforestry. Pola seperti ini tentunya sudah banyak dijumpai terutama pada lahan Perhutani yang dikelola oleh masyarakat desa hutan. Tetapi ada yang membedakan pola agroforestry ini dengan tempat lain yaitu adanya tanaman sayuran (kubis) yang ditanam disela tanaman kopi yang diharapkan bisa lebih mengoptimalkan pemanfaatan lahan sehingga petani bisa memperoleh hasil musiman dari panen sayur tersebut.

- Kombinasi pinus – talas – MPTS
Pada pola kedua terdapat kombinasi antara pohon pinus dengan tanaman alpukat, jeruk dan talas. Diharapkan dari pola ini petani tidak hanya memperoleh manfaat hasil dari tanaman buah yaitu alpukat dan jeruk tetapi juga dari tanaman umbi talas. Pada pola ini petani juga menanami terasnya dengan rumput gajah yang berfungsi sebagai tanaman penguat teras dan juga sebagai hijauan pakan ternak.

Pemanfaatan lahan di bawah tegakan dengan tanaman umbi-umbian sangat dianjurkan dalam peningkatan produktifitas lahan karena tanaman ini umumnya toleran terhadap naungan. Selain tanaman talas, kita juga bisa memanfaatkan dengan umbi lain seperti jahe, kapulaga ataupun yang saat ini tengah populer dibudidayakan oleh petani sekitar hutan yaitu budidaya tanaman porang.
- Kombinasi pinus – MPTS – sayur
Pola ketiga kita merupakan kombinasi yang lebih kompleks yaitu kombinasi antara tanaman pinus dan suren untuk tanaman kayu, jeruk dan alpukat untuk tanaman MPTS dan tanaman cabai dan sawi untuk sayurannya. Pada pola ini kita melihat strata tanaman yang lebih jelas dalam pengoptimalan lahan maupun intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman. Disini kenapa sayuran yang umumnya butuh cahaya banyak bisa tumbuh baik karena tanaman pinus pada lahan ini sudah cukup tua dan tajuknya jarang serta jarak tanamnya cukup lebarsehingga cahaya matahari dapat diterima cukup baik oleh tanaman pada strata terbawah.

Demikian tadi beberapa pola agroforestry yang umum dikerjakan oleh petani hutan yang terdapat di petak 85 UB Forest. Melalui pola seperti ini diharapkan keberkelanjutan hutan lestari secara ekologi, sosial maupun ekonomi masyarakatnya dapat tercapai. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan pemanfaatan lahan secara agroforestry adalah petani dapat memperoleh hasil dari lahan hutan tanpa harus menunggu lama sampai tanaman hutan dapat dipanen karena dapat memperoleh hasil dari tanaman pertanian baik perbulan atau pertahun tergantung jenis tanaman pertaniannya. Selain itu produktivitas tanaman kehutanan menjadi meningkat karena adanya pasokan unsur hara dan pupuk dari pengolahan tanaman pertanian serta daur ulang sisa tanaman. Hal ini jelas sangat menguntungkan petani karena dapat memperoleh manfaat ganda dari tanaman pertanian dan tanaman kehutanan.
Penulis : Ihwan Yusuf Habibi, S.Hut.
Penyuluh Kehutanan Ahli Muda