Persemaian Porang Swadaya, Titik Bangkit Kelola Usaha KTHR Alam Hijau

Tanaman porang saat ini masih menjadi primadona bagi petani di Indonesia khususnya di Jawa Timur. Ini karena harganya yang lumayan tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman yang lainnya. Kelebihan lainnya adalah  pemeliharaannya yang mudah, tidak memerlukan jenis tanah yang khusus, bahkan tanaman porang tumbuh baik di lahan yang ternaungi oleh tajuk tanaman lain. Itulah mengapa tanaman porang cocok  ditanam di bawah tegakan hutan rakyak atau hutan negara. Pola tanam seperti inilah yang sering dilakukan oleh petani, sehingga dalam satu lahan dapat diperoleh banyak keuntungan, yaitu keuntungan dari kayu hasil tanaman hutan dan produksi tanaman porang dibawah tegakan. Tanaman porang juga tumbuh baik di lahan dengan sistem pemeliharaan intensif di lahan bebas naungan Karena tingginya antusias masyarakat untuk menanam porang, sementara ketersediaan bibit porang sangat terbatas membuat harga bibit porang menjadi sangat mahal. Harga bibit ini tidak terjangkau oleh petani, terutama petani dengan modal  kecil.

Menyikapi tingginya harga bibit porang ini menarik perhatian dari beberapa pengurus dan anggota KTHR Alam Hijau Desa Sumbermanjing Kulon Kecamatan Pagak. Mereka mencari solusi agar tersedia bibit porang dengan harga terjangkau untuk anggota KTHR Alam Hijau, dan masyarakat di sekitarnya. Melalui pendampingan oleh Penyuluh Kehutanan CDK Wilayah Malang dilakukan musyawarah dengan kesepakatan membuat bibit porang  secara swadaya. Sumber dana diperoleh dari patungan anggota yang hendak investasi pembuatan persemaian bibit porang yang hasilnya akan digunakan untuk pengembangan usaha KTHR Alam Hijau. Target tahun 2021 ini  baru membuat bibit porang sejumlah 20. 000  bibit. Sedangkan rencana jangka panjangnya  KTHR Alam Hijau akan membuat sentra pembibitan porang, jahe merah, kapulogo dan pembibitan tanaman buah-buahan serta tanaman kehutanan karena peluang pasarnya masih terbuka lebar. Mengingat di Malang Selatan, terutama di Kecamatan Pagak, Bantur, Donomulyo, Kalipare belum ada penyedia atau penjual bibit, baik bibit tanaman buah-buahan, empon-empon maupun bibit tanaman kehutanan.

Pengisian tanah ke media tanam polybag

Dalam budidaya tanaman porang terdapat tiga macam jenis benih yang bisa digunakan yaitu perbanyakan vegetatif berupa umbi kecil dan katak dan perbanyakan generative dari biji yang dihasilkan dari bunga porang. Untuk umbi kecil dan katak super (katak yang berukuran besar) bisa langsung ditanam di lahan. Sedangkan untuk katak yang berukuran kecil dan biji bunga porang lebih efektif disemai dulu di dalam polybag, karena jika langsung ditanam di lahan maka memerlukan perawatan ekstra dan resiko kegagalanya sangat besar karena ukurannya yang sangat kecil akan rawan bila terkena serangan hama atau penyakit dan cuaca yang ekstrem. Masing-masing jenis benih tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk bibit dari umbi kecil dan katak super mempunyai kelebihan tanaman cepat besar sehingga umbinya juga cepat besar sehingga dalam dua musim sudah bisa dipanen. Kekurangannya bila kita membeli misalnya dalam 1 Kg maka jumlahnya cuma sedikit. Kelebihan bibit dari katak kecil dan dari biji misal kita beli 1 Kg maka jumlahnya sangat banyak, bahkan yang dari biji jumlahnya bisa ribuan dalam 1 Kgnya. Sedangkan kelemahannya karena fisiknya kecil masa panennya lebih lama bisa sampai 3 musim untuk menghasilkan umbi ukuran 2-3 Kg.

Karena pertimbangan di atas, KTHR Alam Hijau memilih benih dari jenis katak kecil dan dari biji untuk membuat bibit porang dalam polybag. Selain itu juga karena pertimbangan dana yang masih terbatas, namun tapi bisa menghasilkan bibit yang banyak dengan harga yang bisa terjangkau oleh anggota KTHR dan masyarakat yang ingin menanam porang.

Bibit tanaman porang yang berusia 1 bulan

Adapun tahapan-tahapan pembuatan bibit porang dari katak kecil dan biji porang adalah sebagai berikut :

  1. Bersihkan lokasi dari gulma dan seresah yang ada
  2. Siapkan media tanam berupa campuran tanah, pasir kali halus, sekam bakar, pupuk organik yang sudah di fermentasi  dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1, kemudian campur rata
  3. Siapkan polybag ukuran 10 x 12 atau 12 x 15
  4. Isi polybag dengan media yang sudah disiapkan dan tata membentuk bedengan dengan ukuran lebar 1 meter kali panjang menyesuaikan lahan
  5. Sediakan parit kecil di antara bedengan dengan ukuran lebar 80 cm agar air tidak menggenang sekaligus untuk jalan pemeliharaan bibit
  6. Untuk benih dari katak bisa langsung dimasukkan ke dalam polybag setelah diisi media tanam sekitar 1 cm dan ditimbun lagi dengan media tanam
  7. Untuk benih dari biji, agar tumbuhnya serentak sebaiknya biji dikecambahkan dulu dengan cara biji direndam dalam air semalam kemudian ditiriskan selama 2-3 hari untuk mengeluarkan bakal tunas. Selama pemeraman jaga kelembabannya bila kering siram dengan air atau disemprot sengan sprayer, setelah keluar calon tunas masukkan ke dalam polybag yang sudah diisi media tanam, tutup atasnya kembali dan siram setiap hari
  8. Beri naungan di atas persemaian dengan paranet
  9. Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit.

Untuk mengawali pembuatan bibit porang dalam polybag yang perlu diperhatikan adalah kapan mulai pembuatan persemaian. Perlu mempertimbangkan musim hujan yang biasanya pada bulan Desember, maka pada bulan Oktober harus sudah dimulai penyemaian benih. Sehingga pada bulan Desember bibit sudah siap untuk dipindah ke lahan budidaya.

Bagi yang ingin memesan bibit porang dapat menghubungi Arif Cahyono, Desa Sumbermanjing Kulon Kecamatan Pagak kabupaten Malang di nomor telepon 082234770121

Penulis : Agung Kuncoro Adi, SP

Penyuluh Kehutanan Ahli Muda

1 Comment

  • Hard

    23/11/2021 @ 16:38

    Mantab pao agung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *