Pengembangan Tanaman Pulai/Pule Di Blitar Selatan

Tanaman Pulai/Pule (Alstonia sp) dapat tumbuh di segala tempat, tanah berbatu dan alkalin, juga bisa tumbuh. Keistemewaan tanaman Pule potensi sebagai tanaman revegetasi. Revegetasi adalah cara mengembalikan kondisi lahan yang rusak agar dapat berfungsi kembali secara optimal sesuai dengan daya dukungnya.

Pule ditanam sebagai tanaman hias, ini dapat memperindah suasana yang sering ditanam di taman hotel dan perkantoran, dan tepi jalan. Tanaman Pule tergolong pohon besar dan memiliki pertumbuhan yang cepat, daun hijau mengkilat, rimbun, dan melebar kesamping sehingga memberikan suasana sejuk. Perbanyakan tanaman Pule bisa dari biji, cangkok, stek cabang dan stek pucuk. Benih Pule tergolong berukuran kecil dan ringan, 1 kg benih berisi ±357.000 biji. Perbanyakan pule dengan biji tidak memerlukan perlakuan awal dapat ditabur secara langsung. Benih Pule mulai berkecambah pada hari ke-4 sampai ke-6 setelah penaburan dan dibiarkan sampai umur ± 8 minggu untuk disapih.

Pohon pule tingginya bisa mencapai 40-50 cm dengan diameter pohon bisa mencapai 100 cm. Pohon Pule ini mempunyai banir serta berakar lutut, dengan batang bergalur, berwarna abu-abu sampai ke putih. Kayu Pule, juga termasuk kayu komersil bisa untuk ukiran, pembuatan peti, kayu lapis,  dan pembuatan pensil. Batang pohon tua beralur sangat jelas, sayatan berwarna krem dan banyak mengeluarkan getah berwarna putih. Tanaman keras Pule banyak dijumpai di P.Jawa dan Sumatra, bisa tumbuh pada ketinggian tempat  50-1.500 mdpl dengan suhu tahunan 12-32 derajat Celcius. Tekstur kayu Pule agak halus sampai kasar, termasuk jenis kayu ringan. Warna kayu gubalnya hampir sama dengan warna kayu teras yang berwarna putih krem dan sukar dibedakan. Sifat pengerjaan kayu ini mudah digergaji, dibor, diserut, baik dalam keadaan segar maupun kering.

Karena kualitas kayunya yang tidak terlalu keras maka kayu Pule dapat digunakan dalam pembuatan peti, korek api, hak sepatu, barang kerajinan seperti wayang golek dan topeng, cetakan beton, pensil “slate” dan bubur kertas (pulp).

Bunga dari pohon Pule juga menghasilkan minyak esensial dengan aroma terapy, dan biasanya berbunga pada bulan Oktober-Nopember. Bunga tanaman Pule berwarna putih, baunya harum mirip bunga Arum Dalu.

Di Desa Bendosari, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar terdapat tempat dinamakan puthuk pule disitu ada pohon pule yang cukup besar dan tumbuh diatas bebatuan usianya sudah ratusan tahun. Pohon Pule ini tidak akan dijual oleh pemiliknya karena sebagai warisan nenek moyang dan sebagai simbul wilayah tersebut dengan sebutan PUTHUK PULE.

Penangkar Pule di Blitar Selatan tepatnya di Dukuh Ngebruk, Desa Lorejo, Kecamatan Bakung menyediakan beberapa tanaman Pule dari yang masih kecil sampai ukuran besar. Para penangkar tanaman Pule tersebut adalah : Wagi, Mulyono, Wigno, Samuji, Supriyanto. Usaha ini sudah berjalan sejak 8-10 tahun yang lalu. Para pembeli kebanyakan dari luar daerah yaitu : Malang, Batu, Sidoarjo, dan Surabaya.

Banyak pilihan yang dijual ada yang lingkar pohon 40 cm harga Rp.400 ribu, sampei ukuran terbesar lingkar batang bawah sekitar 6 m dijual dengan harga Rp.30 juta, Juga menyediakan pohon pule ukuran kecil, ketinggian sekitar 1 meter dijual dengan harga Rp.30 ribu s/d Rp.75 ribu, bagi yang menginginkan bisa kontak ke P.Supriyanto (0857-3196-6684).

penulis:
Eny Darmayanti, SP
(Penyuluh Kehutanan Ahli Muda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *