Pemanfaatan Limbah Industri Kayu Untuk Energi Alternatif

Seringkali bagian-bagian kayu yang tidak masuk dalam spesifikasi supply material untuk produksi pengolahan kayu tertumpuk begitu saja hingga lapuk. Bagian-bagian yang tidak terpakai tersebut akhirnya menjadi limbah karena tidak digunakan kembali pada proses produksi. Limbah yang timbul akibat dari pengolahan kayu berupa potongan-potongan kayu yang tidak terpakai, serta cabang dan ranting yang tidak terpakai tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan kembali sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan yaitu arang kayu. Arang kayu tidak menimbulkan gas emisi yang setara bahayanya dengan minyak bumi, dan cara mendapatkan bahan yang tergolong aman dan mudah menyebabkan pembuatan arang kayu ini dapat dikategorikan sebagai pilihan energi alternatif yang ramah lingkungan.

Limbah pengolahan kayu sebagai bahan baku arang

KPHR Rimba Alam, Desa Purwodadi, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang telah menginisiasi program pengolahan kembali limbah kayu sebagai arang kayu. Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat khususnya warga sekitar agar mendapatkan penghasilan tambahan sekaligus mengurangi volume limbah kayu hasil pengolahan industri pengolahan kayu di wilayah mereka. Proses pengolahan limbah kayu menjadi arang kayu dimulai dengan menyediakan supply material sebanyak satu rit truk (kurang lebih 4 m³) limbah kayu. Kemudian limbah kayu tersebut dimasukkan kedalam tungku pembakaran untuk pembuatan arang. Satu kali pembakaran limbah kayu di dalam tungku arang dapat menghasilkan 45 sak arang yang kemudian dapat dijual dengan harga Rp 65.000/sak dengan total biaya supply bahan baku untuk satu truk limbah kayu seharga Rp 600.000/truk.

Pembuatan arang di KPHR Rimba Alam, Desa Purwodadi, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang

Produksi arang limbah kayu berjalan sekali dalam seminggu dengan ketersediaan tenaga sebanyak 5 orang dan alat produksi berupa 2 tungku pembuat arang. Dalam seminggu dibutuhkan 2 rit truk limbah hasil pengolahan kayu untuk supply bahan baku arang. Durasi optimal pembakaran kayu agar menjadi arang yang berkualitas adalah satu hari satu malam atau 24 jam. Berdasarkan informasi yang diperoleh, perhitungan biaya produksi dapat ditampilkan sebagai berikut:

  • Total Pendapatan Produksi per bulan = 4(Hasil Produksi Arang – Total Biaya)
  • Total Pendapatan Produksi per bulan= 4((2(45 x Rp65.000)) – (2 x Rp600.000))
  • Total Pendapatan Produksi per bulan= 4((2(Rp2.925.000)) – Rp1.200.000)
  • Total Pendapatan Produksi per bulan= 4(Rp5.850.000 – Rp1.200.000)
  • Total Pendapatan Produksi per bulan= 4(Rp4.650.000)
  • Total Pendapatan Produksi per bulan = Rp 18.600.000

Dengan kalkulasi total pendapatan di atas, jika supply bahan baku lancar dan tanpa hambatan maka dapat diperoleh hasil maksimal untuk perbulannya sebesar Rp 18.600.000 yang kemudian akan dikurangi dengan biaya produksi yang meliputi pembelian bahan baku biaya pembakaran dan pengemasan arang yang kurang lebih di angka Rp. 9.500.000 jadi didapatkan keuntungan bersih di angka Rp. 9.100.000 per bulan. Untuk mendapatkan profit maksimal atas hasil produksi arang limbah kayu, hasil produksi ini akan dipasarkan di wilayah Malang raya dengan target pasar yaitu pelanggan yang berprofesi sebagai pandai besi.

Penulis : Agung Kuncoro Adi, S.P.

Penyuluh Kehutanan Ahli Muda

1 Comment

  • Hrd

    15/07/2021 @ 05:38

    Mantab lanjutkan pak…
    Untuk pengiriman kemana saja pak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *