Bambu merupakan bahan lokal yang sudah sangat dikenal di Indonesia dan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ini dapat dilihat dari banyaknya penggunaan bambu pada berbagai keperluan masyarakat kita sejak nenek moyang kita ada (Widjaja, 2001). Di Indonesia bambu hidup merumpun (symphodial ), kadang-kadang ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik dengan batas desa. Di Jawa, penduduk sering menanam bambu disekitar rumahnya dicampur dengan tanaman lain untuk berbagai keperluan (Dransfield dan Widjaja, 1995). Bambu merupakan jenis tanaman yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Bambu sudah dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas dalam setiap aspek kehidupan, baik dari aspek ekonomi, ekologi, dan sosial budaya. Bambu sampai saat ini sudah dimanfaatkan sangat luas di masyarakat mulai dari penggunaan teknologi yang paling sederhana sampai pemanfaatan teknologi tinggi pada skala industri. Pemanfaatan di masyarakat umumnya untuk kebutuhan rumah tangga dan dengan teknologi sederhana, sedangkan untuk industri biasanya ditujukan untuk orientasi eksport. Salah satu Pemanfaatan bagian bambu yang banyak digunakan pada lahan masyarakat di Desa Ploso adalah batang bambu dalam bentuk belah, bambu bulat atau gabungan dari keduanya. Produk bambu yang khusus dimanfaatkan oleh Masyarakat di Desa Ploso, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar
Namun, penggunaan bambu tua lebih dominan dibandingkan penggunaan bambu muda. Umumnya bambu yang digunakan untuk pembuatan pagar, bubu ikan, serta bahan konstruksi (dalam bentuk batangan) adalah bambu tua. Setiap produk menggunakan bambu dalam jumlah yang berbeda.
Bambu dapat dijadikan berbagai produk kerajinan yang bernilai estetis dan ekonomi tinggi. Sejak ratusan tahun lalu, orang Indonesia telah menggunakan bambu untuk berbagai kebutuhan, mulai dari yang paling sederhana sampai yang rumit. Sampai saat ini, bambu masih digunakan untuk keperluan tersebut. kerajinan bambu tampil dengan desain lebih menarik dan artistik.
Berawal dari ikut pamannya yang sudah menekuni kerajinan pembuatan kandang ayam (Batre) Mursid akhirnya dapat membuat sendiri di rumahnya di Desa Ploso RT; 01 RW: 06 Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar, untuk Pemasaran Mursid berdasakan pesanan dari konsumen.
Jenis bambu yang digunakan untuk kerajinan pembuatan kandang ayam ( batre ) yaitu bambu apus. Selain dari daerah setempat bahan bambu apus di datangkan dari daerah lain untuk mencukupi kebutuhannya pabila dapat pesanan kandang ayam banyak
Dalam pemasaran produksinya Mursid berdasarkan pemesan dari konsumen, dalam satu minggu Mursid dapat memproduksi ± 100 Set kandang ayam. Namun beliau sering memperoleh pesanan melebihi kapasitas produksinya sampai mencapai sampai 5000 set, sehingga untuk memenuhi taget pesanan tersebut Mursid melibatkan masayarakat sekitar dalam penggarapan kandang ayam tersebut. Pekerjaan pembuatan kandang ini di bagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian pembelahan dan penyerutan, perakitan bagian dasar, perakitan bagian sekatan dan perakitan untuk menjadikan kandang ayam . Konsumen Mursid selain di dalam wilayah Blitar sudah sampai kabupaten Jember, Pamekasan, Lamongan, Kediri, Jombang, Nganjuk dan pernah juga dari Kabupaten Magelang Jawa Tengah
Sumber :
- Dransfield and E.A. Widjaja 1995. Plant Resuorces of South East Asia7 Bambos Leiden: Prosea Foundatian Bogor.
- Widjaja. E.A. 2001. Identikit Jenis- jenis bambu di Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi . LIPI. Bogor
Penulis : Arif Darmawan
Penyuluh Kehutanan Ahli Muda
1 Comment