MENUJU PROKLIM DUSUN TUMPAKPURI, DESA SUMBERJO, KECAMATAN KADEMANGAN\

Oleh :

Eny Darmayanti, SP

Penyuluh Kehutanan Ahli Muda

Proklim (Program Kampung iklim) adalah Program Nasional dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka meningkatan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk meningkatkan ketahanan iklim, menurunkan emisi atau meningkatkan serapan gas rumah kaca (GRK) serta memberi pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan ditingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.  

Lokasi Proklim adalah wilayah administratif yang paling rendah setingkat Rukun Warga (RW)  / yang  paling tinggi setingkat kelurahan/desa atau wilayah yang masyarakatnya telah melakukan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara umum. Usulan Proklim 2022 untuk wilayah Kabupaten Blitar adalah Dusun Tumpakpuri Desa Sumberjo Kecamatan Kademangan yang mempunyai luas wilayah 114 Hektar sedangkan luas Desa Sumberjo  894 Hektar dan jumlah Kepala Keluarga ada 160 KK.

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

  • Pengendalian kekeringan banjir dan longsor :
  • Pemanenan air hujan merupakan tindakan untuk menampung air hujan atau air permukaan untuk dialirkan ke permukaan sementara atau tetap (permanen) dan dapat digunakan pada saat diperlukan.

Fungsi :

  • Menurunkan aliran permukaan
  • Meningkatkan cadangan air tanah.
  • Mengurangi banjir
  • Meningkatkan ketersediaan air pada musim kemarau
  • Mengurangi kecepatan air sehingga daya kikis dan daya angkut menurun
  • Efisiensi tenaga, waktu dan biaya untuk mendapatkan air

Beberapa kegiatan adaptasi perubahan iklim di Dusun Tumpakpuri, Desa Sumberjo Kecamatan Kademangan antara lain :

1.  Embung

  • Bangunan kolam dengan ukuran lebih kecil dibanding waduk yang berfungsi untuk menampung air permukaan (run-off) dari suatu areal tangkapan air yang tidak terlalu luas di musim penghujan, kemudian dimanfaatkan airnya pada musim kemarau pada saat diperlukan.
  • Embung Tumpakpuri di Dusun Tumpakpuri dibuat secara swadaya masih belum permanen dengan ukuran 17 x 22 meter dengan daya tamping air 1000 m3, dengan areal tangkapan 20 hektar.
Embung di Dusun Tumpakpuri

2.   Talud penahan erosi di tepi sungai.

  • Bangunan Talud  ini dibuat secara sederhana untuk menahan longsor ditepi ungai untuk mengalirkan aliran air sehingga kekuatan air mengalir tidak merusak tanah, tanaman, dan /atau bangunan konservasi lainnya.


Talud Penahan erosi yang dibuat swadaya oleh masyarakat

3. Perlindungan Mata Air

  • Perlindungan Mata Air adalah upaya untuk melindungi sumber-sumber mata air di luar kawasan hutan dan meningkatkan kuantitas air tanah pada musim kemarau, serta tertanggulangi-nya kelimpahan air pada musim hujan pada daerah-daerah tertentu, yang dilakukan dengan berbagai cara seperti pembuatan/pemasangan aturan, penjagaan, upacara adat,penanaman pohon, dan lain-lain.
Sumber air Tumpakpuri, Dusun Tumpakpuri, Desa Sumberjo, Kec.Kademangan

4. Diversifikasi Tanaman

  • Penanganan/antisipasi gagal tanam dan gagal panen dengan melakukan diversifikasi (penganekaragaman) tanaman komoditas. Apabila jenis tanaman yang ditanam makin banyak maka jenis panenan yang didapatkan makin bervariasi dan apabila ada salah satu atau dua jenis yang gagal panen, masih
    ada jenis tanaman lain yang dapat dipanen.
  • Tanaman MPTS Alpokat yang paling cocok di willayah Kabupaten Blitar, yang juga dibudidayakan di Dusun Tumpakpuri milik anggota KTH Ngudi Utomo untuk menambah hasil pertanian dan meningkatkan pereknomian.
Tanaman MPTS Alpokat milik anggota KTH Ngudi Utomo Dusun Tumpakpuri,dengan membuat tampungan air hujan dari terpal.

MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

Pengendalian untuk mengurangi risiko akibat perubahan iklim melalui kegiatan
yang dapat menurunkan emisi atau meningkatkan serapan gas rumah kaca
dari berbagai sumber emisi.

  1. Penggunaan Pupuk Organik

Warga Dusun Tumpakpuri selain penghasilan utama sebagai petani mereka beternak kambing dan rata-rata 5 ekor per KK secara langsung ketersediaan kotoran kambing sangat banyak dan bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Tempat pengolahan pupuk organik KTH Ngudi Utomo, Dusun Tumpakpuri

2. Penanaman Pohon

Jenis Tanaman Hutan Rakyat Dusun Tumpakpuri, Desa Sumberjo adalah Jati, Sengon dan Jabon dengan luas 47 hektar.

Hutan Rakyat Sengon dengan tanaman tepi pisang

3.  Aspek Kelembagaan

  • Keberadaan kelembagaan masyarakat KTH(Kelompok Tani Hutan) Ngudi Utomo sebagai penanggungjawab kegiatan keberadaan kebijakan dukungan kebijakan.
Sertifikat KTH Ngudi Utomo, DusunTumpakpuri, Desa Sumberjo

Rencana  saat ini, pohon jati memang bisa ditebang dengan umur yang cukup lama KTH Ngudi Utomo tetap menyukai budidaya jati dan akan menambah tutupan lahan dengan tanaman MPTS alpokat. Keuntungan yang diperoleh dari segi ekonomi cukup besar, budidaya dengan pola tanam,  Agroforestry tanaman sela MPTS alpokat yang buahnya mempunyai nilai ekonomi tinggi.

Harapan dengan menanam pohon lingkungan akan tetap terjaga terhindar dari erosi dan banjir, dan akan menambah ketersediaan air dari dalam tanah. Pendampingan terhadap KTH Ngudi Utomo, Dusun Tumpakpuri yang sudah sangat tinggi kesadarannya untuk melestarikan lingkungan dengan iklim yang sehat, akan kami lakukan menuju KTH yang lebih maju, mandiri sejahtera serta menuju Program Kampung Iklim (Proklim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *