Akhir-akhir ini banyak di kejutkan di kalangan media Masa, internet maupun di pasar langsung di tingkat local, Nasional bahkan tingkat Ekspor Luar Negeri akan hadirnya umbi porang yang jadi buah bibir di semua kalangan karena akan sangat besar potensinya untuk jangka pendek menengah dan jangka panjang. Bagi anda yang ingin memulai budidaya tanaman porang ataupun berbisnis di jenis komoditas ini, Bersiaplah untuk mendapatkan hasil yang mengejutkan, Tentu saja bukan hal yang mengherankan jika komuditas jenis porang ini banyak di cari terutama di bibitnya untuk saat ini, karena sangat berpotensi, Budidaya porang sedang banyak dibicarakan di kalangan masyarakat dikarenakan memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Karena umbi tanaman porang ini mempunyai kandungan zat Glukomanan yang memiliki banyak manfaat di bidang industri dan juga kesehatan.

Tentang Porang
Porang (Amorphophallus muelleri Blume) adalah salah satu jenis tanaman iles-iles yang tumbuh dalam hutan. Porang merupakan tumbuhan semak (herba) yang berumbi di dalam tanah. Umbi porang berpotensi memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena mengandung glukomanan yang baik untuk kesehatan dan dapat dengan mudah diolah menjadi bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Syarat Tumbuh
Tanaman porang yang dibudidayakan harus punya kualitas yang baik, untuk itu perlu diketahui syarat-syarat tumbuh tanaman porang, antara lain:
1. Keadaan iklim. Intensitas cahaya 60 – 70%, Ketinggian 0 – 700 m dpl. Namun yang paling bagus pada daerah dengan ketinggian 100 – 600 m dpl.
2. Keadaan tanah. Dibutuhkan tanah yang gembur/subur dan tidak becek, tanah dengan tekstur lempung berpasir dan bersih dari alang-alang. Derajat keasaman (pH) tanah ideal antara pH 6 – 7. 3. Kondisi lingkungan, naungan yang ideal: Jati, Mahoni Sono, dan lain-lain. Tingkat kerapatan naungan minimal 40% maksimal 60%. Semakin rapat semakin baik. Terlalu Panas atau Terlalu Dingin Juga kurang untuk pertumbuhan pada porang, untuk suhu yg paling bagus pada ketinggian 100-600 mdpl.

Persiapan Lahan
Lokasi tumbuh tanaman porang yang baik adalah di bawah naungan dengan intensitas cahaya 60-70%. Kegiatan persiapan lahan:
1. Pada lahan datar Setelah lahan dibersihkan dari semak- semak liar/gulma lalu dibuat guludan selebar 50 cm dengan tinggi 25 cm dan panjang disesuaikan dengan lahan. Jarak antara guludan adalah 50 cm.
2. Pada lahan miring, lahan dibersihkan tidak perlu diolah. Lalu dibuat lubang tempat ruang tumbuh bibit yang dilaksanakan pada saat penanaman.

Persiapan Bibit
Porang dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif (biji, bulbil/katak). Bibit yang dipilih adalah dari umbi dan bulbil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali. Setelah bibit yang ditanam berumur 3 tahun, dapat dipanen dan selanjutnya dapat dipanen setiap tahunnya tanpa perlu penanaman kembali. Kebutuhan benih per hektar dengan jarak tanam 0,5 m adalah: 1. Umbi : 1.500 kg (± 20-30 buah/kg), 2. Biji : 300 kg, 3. Bulbil : 350 kg (±170 – 175 buah/kg).

- Tata cara penyiapan bibit dari umbi
- Tentukan anakan tanaman porang yang berumur ±1 tahun yang pertumbuhannya subur dan sehat
- Bongkar tanaman dan bersihkan umbi dari akar dan tanah
- Kumpulkan bibit tersebut di tempat yang teduh untuk penanganan selanjutnya yaitu penanaman (1 umbi porang hanya menghasilkan 1 tanaman porang).
- Tata cara penyiapan bibit dari biji
Tanaman porang pada setiap kurun waktu 4 tahun akan menghasilkan bunga yang kemudian menjadi buah atau biji. Dalam 1 tongkol buah bisa menghasilkan biji sampai 250 butir yang dapat digunakan sebagai bibit porang dengan cara disemaikan terlebih dahulu.
- Tata cara penyiapan bibit dari bulbil/katak
1) Ambil bulbil dari sekitar rumpun tanaman yang berumur cukup tua (seleksi/pilih bulbil yang sehat).
2) Bulbil yang telah dipilih dikumpulkan dalam wadah dan disemai hingga tumbuh tunas yang kemudian ditanam (tanaman porang yang cukup besar dan tua dapat menghasilkan bulbil ±40/pohon)
Penanaman porang
Porang sangat baik ditanam ketika musim hujan, yaitu sekitar bulan November– Desember. Tahap penanaman porang adalah sebagai berikut:
- Bibit yang sehat satu per satu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas.
- Tiap lubang tanaman diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam sesuai kebutuhan.
- Tutup bibit dengan tanah halus / tanah olahan setebal ±3 cm.
Pemeliharaan tanaman porang
Tanaman porang merupakan tanaman yang memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi yang maksimal, dapat dilakukan perawatan yang intensif dengan cara:
- Penyiangan
– Dilakukan dengan membersihkan gulma yang berupa rumput liar yang dapat menjadi pesaing tanaman porang dalam hal kebutuhan air dan unsur hara.
– Sebaiknya dilakukan sebulan setelah umbi porang ditanam. Penyiangan berikutnya dapat dilakukan saat gulma muncul. Gulma yang terkumpul ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan menjadi kompos.
- Pemupukan
Pada saat pertama kali ditanam, dilakukan pemupukan dasar. Untuk pemupukan berikutnya dapat dilakukan setahun sekali (awal musim hujan). Jenis pupuk adalah pupuk urea 10 gr/lubang dan SP 36 sebanyak 5 gr/lubang. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam disekitar batang porang.
- Pengamanan pohon pelindung
Porang merupakan tanaman yang butuh naungan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeliharaan terhadap pohon pelindung agar pohon pelindung dan tanaman porang dapat tumbuh dengan baik. Akhir-akhir ini banyak ditemukan bahwa tanpa naungan yang tinggi pun tanaman porang juga berkembang dengan baik meskipun perkembangan tanamannya kurang bagus, serasa layu. Tetapi pada perkembangan umbinya tidak kalah bagus dengan yang memakai naungan.
Masa Panen Tanaman Porang
Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman mencapai 3 tahun. Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5–6 bulan tiap tahunnya (pada musim penghujan). Di luar masa itu, tanaman mengalami masa istirahat /dorman dan daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati. Waktu panen tanaman porang dilakukan pada bulan April – Juli (masa dorman). Rata-rata produksi umbi porang berkisar 10 ton per hektar. Di saat tanaman layu alias tanaman roboh, di sekeliling tanaman porang tersebut akan di berikan tanda yaitu acir. Pada tanaman roboh (ripah) katak di tanaman tersebut akan dipanen dan dijadikan bibit untuk ditanam pada generasinya. Pada tahap ini petani akan memudahkan untuk melihat dan menandai tanamannnya untuk generasi yang berikutnya.


Penulis : Arik Adi Purnama, S.Hut.
Penyuluh Kehutanan Ahli Muda