Menengok Potensi Kerajinan Anyaman Tampah Bambu Dari Blitar

Tampah adalah alat tradisional yang terbuat dari anyaman bambu, bentuknya bundar dengan diameter antara 50 – 60 cm dan bagian tepi diberi lapisan irisan bambu, bagian dalam lebar sekitar 6 cm dan bagian luar lebarnya sekitar 2 cm, dibuat melingkar dalam posisi tegak untuk menandai ketinggian tampah itu sendiri. Alat dapur ini dikatakan tradisional karena pembuatannya secara manual dengan menggunakan ketrampilan tangan dan tanpa bantuan mesin, dengan peralatan yang sederhana cukup menyiapkan gergaji, sabit, pisau dan palu (ganden).

Potensi pengolahan HHBK bambu menjadi tampah dapat ditemui di salah satu wilayah binaan penyuluh kehutanan yaitu di Kecamatan Sutojayan khususnya di lingkungan Purworejo Kelurahan Sutojayan, Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Daerah ini merupakan sentra produksi kerajinan tangan anyaman tampah dari bambu. Ada 35 pengrajin yang sudah masuk data dan semuanya tergolong pengrajin rumahan.

Salah satu pengrajin yaitu Maryoto yang berdomisili di RT 02 RW 10 Lingkungan Purworejo Kelurahan Sutojayan, Kecamatan Sutojayan menuturkan, pekerjaan membuat anyaman tampah dari bambu sebenarnya sudah lama ada, mulai tahun 1975 secara turun temurun sudah dilakukan oleh warga lingkungan Purworejo. Maryoto sendiri mulai menekuni seni anyaman berawal dari tahun 2000 sebelum mempunyai karyawan, dulu beliau mengerjakan pekerjaan menganyam kerajinan hanya dengan istrinya, dan saat ini Maryoto sudah memiliki karyawan sebanyak 5 orang. Masing-masing karyawan setiap harinya bisa membuat anyaman tampah sekitar 12 -15 biji, untuk harga perbijinya dibandrol mulai harga Rp.10.000 – Rp.12.000, dan jika dijual per kodi, satu kodi isi 20 biji dihargai Rp.180.000. Untuk pasar tidak terlalu kesulitan, biasanya ada pengepul yang mengambil ke rumah-rumah pengrajin dan terkadang pengrajin menjual sendiri kepasar maupun ke toko-toko, baik di wilayah Kabupaten Blitar maupun di luar kabupaten contohnya seperti Tulungagung, Kediri, Jombang, Nganjuk dan juga Malang.

Cara membuat anyaman tampah :

• Memilih jenis bambu yang ruasnya panjang kisaran 45-65 cm atau ruas dengan ciri-ciri batang berwarna hijau terang sampai ke kuning-kuningan yang percabangnya tidak terlalu besar, jenis bambu ini disebut jenis bambu apus.
• Bambu dipotong kemudian dibelah-belah dengan ukuran 1,5 cm dan dijemur di bawah sinar matahari langsung selama kurang lebih 1 hari. Hal ini dilakukan untuk mendapakan bambu yang mudah disayat tipis.
• Setelah dijemur 1 hari, bambu disayat tipis-tipis dengan ketebalan 1-2 mm.
• Sayatan tipis yang sudah diperoleh kemudian dijemur lagi di bawah sinar matahari sampai dipegang terasa kering.
• Hal ini dilakukan agar diperoleh bambu yang mudah untuk dianyam tanpa menimbulkan kerusakan pada sayatan bambu dan untuk menjaga kestabilan dimensi sayatan bambu.
• Melakukan pekerjaan penganyaman pembuatan tampah dengan 2 jenis pola yaitu pola anyaman kajang dan pola anyaman kepang (yang umum digunakan pengrajin dan juga diminati masyarakat)

Tabel 1 Daftar Nama Pengrajin Tampah

Penulis : Hadi Sugito, S.P.

Penyuluh Kehutanan Ahli Muda