Kelurahan Sentul berada di Kota Blitar dengan jumlah penduduk 6.515 jiwa, letak geografis termasuk daerah datar dengan ketinggian 150-200 mdpl, termasuk kelurahan terluas di Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar dengan luas 2,68 km².
Kendang Jimbe merupakan salah satu unggulan produksi kerajinan berbahan kayu di kelurahan Sentul.hampir setiap KK membuat kerajinan kendang jimbe, kendang jimbe yang masih mentah belum dipoles kemudian di setorkan ke P.Suparno Ketua RT 04/ RW 05, yang sudah mendirikan UD Karya Mandiri Th 2010. Produksi kerajinan kayu di kelurahan Sentul tidak hanya berupa kendang jimbe, tetapi pot bunga, talenan, lemper/layah, lumpang, guci dll. Kerajinan kayu berupa : kendang jimbe dan yang lainnya ini berbahan kayu mahoni. P..Suparno memulai usaha kerajinan kayu sejak Th.2004 usaha berawal dari kerajinan rumahan yang kemudian dijual di kios souvenir makam Bung Karno ternyata pengunjung makam menyukainya, wisatawan manca negara lebih tertarik dan sekarang kendang jimbe sudah eksport ke Cina. Dengan adanya usaha kerajinan kendang jimbe pendapatan masyarakat kelurahan Sentul meningkat.

Selain P.Suparno ada juga pengrajin kendang jimbe yang besar yaitu P.Sugeng ketua RT 01/RW 06. Usaha P.Sugeng dimulai Th.2011 kerajinan yang dibuat al :
No | Jenis kerajinan | Harga (Rp) |
1 | Kendang Jimbe | 40.000 — 500.000 |
2 | Guci | 30.000 – 1.500.000 |
3 | Pot Bunga | 30.000 – 1.500.000 |
4 | Talenan | 10.000 |
5 | Lemper/layah | 8.000 – 25.000 |
6 | Lumpang | 10.000 – 150.000 |
7 | Papan catur dll | 10.000 – 75.000 |
8 | Rebana | 100.000 – 500.000 |
CV SICASH MAKMUR adalah CV milik P.Sugeng Hariyanto yang sudah berdiri Th 2016, jenis usaha kendang jimbe dan yang lainnya seperti data diatas. Pemasaran untuk kendang jimbe sudah ekspot ke Cina dan Afrika, sedangkan hasil kerajinan yang lain pemasaran yang banyak dikirim ke Bali, dan Jawa Tengah.

Setiap minggu kampung kendang Sentul menghasilkan 20.000 kendang jimbe dengan model kendang yang bervariasi, ukir, polos dan painting, salah satu acara yang pernah digelar oleh para pengrajin kendang jimbe yaitu Waditra Djimbe Festival berupa memeriahkan hari raya pengrajin kayu sekitar 100 orang dan 20 orang pengepul kendang.
Menurut Informasi dari P.Didik Setiawan, SH (Lurah Sentul) kondisi Negara pandemi karena virus corona’19 menyebabkan usaha kendang Jimbe mengalami hambatan diantaranya :
- Pihak luar negeri masih belum bisa menerima kendang jimbe
- Proses pengiriman terhambat karena memang eksport ditutup.
- Usaha menjadi terhenti dan ada beberapa pengrajin tidak memproduksi.
- Penghasilan berkurang.
Hal ini berlangsung sejak bulan Januari 2020, dan bulan Juni 2020 sudah mulai ada aktifitas kembali sedikit demi sedikit walaupun hasilnya belum optimal seperti sebelum pandemi dan harganyapun masih naik turun tidak stabil.
Hasil melakukan konsultasi perorangan dengan P.Sugeng Hariyanto yang juga sebagai Koordinator Kampung Kendang Sentul Blitar mengatakan bahwa : “Banyak pengrajin kendang jimbe yang menginginkan ikut program SVLK sebagai salah satu syarat eksport kendang dan sebagai bukti verifikasi legalitas kayu”. Hal ini sangat didukung secara penuh oleh Lurah Sentul.
Penulis: Eny Darmayanti, S.P (Penyuluh Kehutanan Ahli Muda)