Desa Sumberbening Kecamatan Bantur Kabupaten Malang merupakan salah satu desa di Malang Selatan, sebuah tempat yang kaya akan sumber daya alam di berbagai sektor. Sebagian besar penduduk desa sumber bening sebagian besar sebagai buruh, petani dan petani hutan, Selain itu masyarakat juga bergantung hidup di sektor perkebunan, pertanian, kehutanan, Peternakan dan Hasil Laut.
Tanaman kapulogo merupakan jenis tanaman yang asli berasal dari Indonesia. Di Indonesia sendiri, terdapat dua jenis kapulogo, ada kapulogo lokal dan juga kapulogo sabrang. Tetapi pada umumnya, para petani yang ada di desa Sumberbening yang masuk di Kelompok Tani Hutan Sari Murni ini lebih memilih untuk menanam jenis lokal. Dengan potensi sumber daya alam yang begitu kaya, Desa Sumberbening dapat menjadi desa yang mandiri dalam memajukan taraf kehidupan masyarakatnya. Dengan adanya jenis tanaman kapulogo yang sangat berpotensi ini anggota KTH Sari Murni nampak semangat dan serius untuk mengembangkan jenis tanaman tersebut.Maka dari itu masih perlu bimbingan dan pengetahuan serta wawasan untuk mengembangkan dan memanfaatkan komoditas ini untuk menjadi lebih baik dan berkembang. Mencoba dan memilih jenis tanaman ini adalah sebuah tantangan tersendiri untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada untuk peningkatan sumber kehidupan yang lebih baik.

Keunggulan Tanaman Kapulogo
Selain mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di harga pasar yang masih luas, kapulogo ini juga mempunyai keunggulan kegunaan dan manfaat. Kapulogo memiliki siklus hidup yang panjang dimana produksi buah setelah melewati panen pertama kegiatan panen dapat dilakukan 4x dalam setahun. Setiap tahun, jumlah buah yang di panen juga akan terus meningkat, lebih cepat akan berbuah lagi jika perawatannya dilakukan secara intensif.
Syarat Tumbuh
Tanaman kapulogo menyukai jenis tanah yang memiliki kandungan bahan organik yang tinggi dengan pH 5 – 7, berdrainase baik dan juga ketersediaan air yang cukup. Ketinggian yang dibutuhkan tanaman kapulogo adalah 200 – 1.000 mdpl dan akan tumbuh optimum pada ketinggian 300 – 500 mdpl dengan suhu yang dibutuhkan 10 – 35ºC, untuk curah hujan 2.500 – 4.000 mm/tahun. Kapulogo membutuhkan pohon untuk tempat bernaung, karena intensitas cahaya yang dibutuhkan hanya sekitar 30 – 70%. Apabila jika terlalu tinggi, tentu akan berdampak terhadap bunga dan produktivitasnya.
Pembibitan
Bibit yang digunakan untuk membudidayakan kapulogo terdiri dari 2 yaitu dari biji (generatif ) dan dari stek (vegetatif). Untuk penyediaan bibit dari biji maka harus melalui tahap persemaian terlebih dahulu. Biji dibersihkan dari kulitnya kemudian disemai dalam media persemaian selama 10 bulan dan baru bisa di tanam di lahan. Untuk bibit dari stek tanaman induk harus berumur 12 bulan lebih dengan memilih anakan yang memiliki 4 – 8 helai daun, dengan tinggi batang 80 – 100 cm dan memiliki sedikit akar.


Penanaman
Penanaman kapulogo ditanam pada awal musim hujan karena tanaman kapulogo sangat peka terhadap kekeringan. Jarak tanam yang dibutuhkan adalah 1,5 m x 1,5 m. Pembuatan lubang tanam dibuat dengan kedalaman 50 cm dan lebar 50 cm, kemudian ditutup dengan tanah yang dicampur pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1. Pola pengembangan kapulogo pada umumnya diusahakan secara monokultur dan agroforestri yaitu sebagai tanaman sela dibawah tegakan tanaman kehutanan, perkebunan atau tanaman buah buahan. kapulogo merupakan tanaman yang memerlukan naungan dan paling cocok ditanam bersama-sama dengan tanaman lain seperti sengon, durian, petai, kelapa, pisang, waru, mahoni, coklat.
Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan diantaranya adalah membersihkan rumput dan gulma, memberi pupuk, memberantas hama penyakit tanaman, penjarangan dan pemangkasan. Penyiangan (membersihkan gulma) pada tahun-tahun pertama awal penanaman sebagai upaya minimalisir persaingan unsur hara karena dapat mengganggu pertumbuhan bibit kapulogo. Pemupukan dilakukan pada awal pembuatan lubang tanam dengan pupuk organik. Perawatan yang lebih vital lagi yang kita temui di lapangan yaitu pembersihan kotoran yang ada di sela sela bunga kapulogo karena jika tidak bersih akan menggangu proses penyerbukan.

Pemupukan
Pemberian pupuk ini dilakukan pada satu bulan setelah tanam, kemudian setiap 6 bulan sekali dengan cara membuat lubang melingkar sedalam 20 cm. Serangan hama dan penyakit pada tanaman kapulogo ini jarang terjadi, tetapi ada beberapa hama yang memungkinkan menyerang tanaman kapulogo antara lain, kutu, penggerek batang, penggerek buah dan kumbang pemakan daun, sedangkan penyakit yang menyerang antara lain penyakit busuk akar, mozaik, dan busuk daun. Untuk mengendalikannya dengan cara pemberian pestisida sesuai hama yang menyerang.
Pemanenan
Tanaman kapulogo mulai berbunga pada umur 7 – 8 bulan, bunga ini merupakan bakal buah dan mulai dapat di panen setelah umur 12 – 13 bulan. Pada panen pertama biasanya kapulogo akan berbuah dengan jumlah sedikit, Biasanya buah pertama ini jarang dipanen oleh petani dikarenakan biaya untuk pemanenan tidak sebanding dengan tenaga kerjanya. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan pisau dan biasanya dikerjakan langsung oleh petani dan keluarganya. Waktu pemanenan dikerjakan secara bertahap yaitu dengan cara memetik buah kapulogo dengan bertahap, jika memiliki waktu luang maka akan melakukan pemanenan. Pemanenan tergantung lahan dan jumlah tanaman yang ditanam. Tanaman kapulogo yang sudah siap panen yaitu pada umur 1,5 – 2 tahun setelah penanaman, jika sudah berumur bunga akan stabil berbuah. Ciri-ciri buah kapulogo dapat dipanen antara lain:
– warna buah sudah merah keunguan
– kulit buah sedikit berkerut atau sudah keriput
– bila buah dipijat sudah terasa keras
Hasil panen per rumpun per tahun didapatkan sekitar 2 kg buah kapulogo basah yang artinya jika dalam 1 hektar dengan populasi 1.400 -1500 rumpun maka akan didapat hasil 2,8 – 3 ton. Harga per Bulan Juni 2021 ini per kilogram bisa mencapai 250.000/kg dengan kondisi buah kering, harga yang sangat menjanjikan untuk dibudidayakan secara intensif.
Kegunaan Dan Manfaat
Kegunaan dan manfaat kapulogo ini memilik banyak manfaat diantaranya untuk obat kuat, rematik, meningkatkan libido, menghilangkan bau mulut, obat batuk, penurun panas, minuman penghangat seperti jahe, amandel, haid tidak teratur, mules, tenggorokan gatal, radang lambung, bau tubuh, sesak nafas, dan influenza, bahan aromatic dan masih banyak lagi.

Penulis : Arik Adi P, S.Hut.
Penyuluh Kehutanan Ahli Mudaa
0 Comment