Budidaya Durian Bawor Sebagai Alternatif Jenis Usaha di Kelompok Tani Hutan

Pada bulan September 2021 ini sengaja penulis mengambil materi pembibitan tanaman buah khususnya tanaman durian. Sahabat petani di sekitar hutan, para sahabat penyuluh kehutanan dimanapun berada selamat bertemu kembali dengan kami di website CDK Wilayah Malang yang kami banggakan. Sahabat, saat ini  di masing-masing wilayah binaan penyuluh kehutanan Provinsi Jawa Timur digalakkan upaya pengelolaan terhadap KTH agar semakin hari semakin berkembang. Tatanan kelola kelembagaan, kelola kawasan maupun kelola usahanya. Kali ini kami khusus akan membahas kelola usaha  berkebun durian yang berada di wilayah binaan kami di Dusun Blau Desa Permanu Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Secara pribadi pemilik Yanto adalah petani durian yang sudah menggeluti usaha budidaya durian ini sejak tahun 2013. Usaha ini seperti biasa mengalami pasang surut dalam upaya pengelolaanya hingga saat  ini sudah terkenal oleh para penikmat dan pecinta durian. Durian yang diusahakan hanya ada 3 jenis yaitu durian bawor, durian musangking dan durian durihitam. Saat ini yang sedang  berbuah dan menjadi incaran para pecinta durian adalah durian bawor. Namun sebelum mengenal lebih jauh ada baiknya kita mengenal dan mengetahui apa durian bawor itu.

Durian bawor  adalah jenis tanaman yang tahan cuaca panas. Bawor diambil dari nama salah seorang tokoh Punakawan pengikut Pandawa, yang berhati mulia. Namun, bawor juga akronim dari batang bawah owor-owor alias campur-campur. Menurut berbagai sumber penamaan bawor sendiri tak lepas dari ikon rakyat Banyumas. Bawor adalah sebutan bagi sosok punakawan Bagong, adik dari Petruk. Nama Petruk sendiri sudah ngetop sebagai durian lokal asal Jepara. Sejarah penemuan durian bawor, tak lepas dari nama Sarno Ahmad Darsono. Sarno adalah seorang guru sekolah dasar di Alas Malang, Kemranjen, Banyumas. Sejak lahir Sarno sudah dianugerahi kemampuan naluriah menilai durian. Naluri bawaan Sarno terhadap durian begitu kuat. Cukup melihat bijinya, ia tahu jenis durian itu. Pengalamannya semasa kecil menemani sang ayah mencari durian hingga ke pelosok desa membuat Sarno Ahmad Darsono terobsesi pada durian. Durian yang dikembangkan di dusun Blau Desa Permanu Kecamatan Pakisaji ini merupakan hasil okulasi dan silangan dari hasil produksi dari banyumas beberapa tahun yang lalu.

Di depan bibit durian bawor yang siap tanam

Keistimewaan Durian Bawor

Durian bawor  memiliki keistimewaan daging buah yang tebal dan berwarna oranye, tapi bijinya kecil dan tipis, rasanya legit, agak sedikit pahit. Sedangkan bobot matangnya rata-rata 6−9 kg. semakin tua si pohon, semakin lebat buahnya.

Kelebihan utama durian bawor warna kuning adalah saat buah tidak terlalu matang, durian tetap berasa manis. Sedang yang berwarna orange menyala, saat tidak terlalu matang buah berasa lebih tawar tetapi saat sudah matang buahnya terasa lebih pahit legit. Musim durian biasanya sekali dalam setahun. Berbeda dengan durian pada umumnya, pohon durian bawor mempunyai keistimewaan yang bernilai ekonomis tinggi, yaitu pohon berbunga dan berbuah sepanjang tahun.  Sehingga, pohon dapat dipanen tiga kali dalam setahun. Sementara, harga buahnya saat ini yaitu Rp 80.000, untuk setiap kilogramnya. Kelihatannya harga itu sangat mahal namun setelah saya  datang  kesanasebagian durian yang sudah berbuah sudah berbarcode atau sudah dipesan.

Bunga dan buah durian bawor
Yanto, pemilik sekaligus pengelola wisata durian

Usaha kebun buah durian yang dicontohkan  Yanto di  Dusun Blau Desa Permanu Kecamatan Pakisaji ini layak dijadikan percontohan bagi binaan kita selaku penyuluh kehutanan.

Bibit

Bibit diperoleh dari bibit indukan yang jelas asal usulnya, Yanto secara pribadi memulai budidaya tanaman tahun pertama  dengan bibit durian bawor  berkaki tiga. Ditahun ke 2 dan seterusnya bibit dilanjutkan dengan bibit  durian musangking dan duri hitam di kemudian hari. Kebetulan pemilik juga menyiapkan pembibitan khusus durian, ada beberapa jenis dan umur mulai dari bibit dengan ketinggian 50cm sampai 2 meter bisa di beli disana dengan harga  mulai dari Rp. 60.000,-  sampai Rp. 350.000,-

Bibit seharga Rp60.000,00 – Rp 350.000,00 dengan berbagai jenis ukuran

Jarak Tanam

Jarak tanam yang ideal untuk monokultur tanaman durian ini jarak adalah10x10 meter  Dengan diberikan jarak tanam tersebut diharapkan pada usia 10 tahun mendatang ujung tajuk dahan masing-masing pohon baru bertemu dan  penyinaran  cahaya matahari cukup. Seandainya dibuat lebih rapat yang terjadi adalah terlalu rimbun dan sinar matahari  tidak sampai ke tanah bawah. Jarak tanam yang sudah ditentukan ini  memberikan efek yang baik.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman ini meliputi penggemburan tanah bawah pohon induk, pengairan, pemupukan dan pembersihan selesah gulma dan lainnya. Pemupukan dilakukan setiap 3 bulan sekali dan saat-saat tertentu. Pengairan di musim kemarau seperti sekarang ini dilakukan setiap 3 hari sekali.

Anda minat?? ayo berkunjung dan belajar bersama di kebun buah durian Agung Farm Dusun Blau  Desa Permanu Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.

Buah durian yang siap panen pada November mendatang

Penulis : Suhardi,SP.MM

Penyuluh Kehutanan Ahli Muda

2 Comments

  • Suhardi

    29/09/2021 @ 00:30

    Monggo saran dan masukannya unruk l perbaikan kedepannya

  • Suhardi

    29/09/2021 @ 00:31

    Mhn masukannya untuk perbaikan kami kwdepannya

Tinggalkan Balasan ke Suhardi Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *