Arif Darmawan, S.P
Penyuluh Kehutanan Ahli Muda
CDK Wilayah Malang
Pemanfaatan lahan di bawah tegakan hutan rakyat dapat berpeluang untuk pengembangan berbagai jenis tanaman pangan dengan pengaturan komposisi tanaman yang sudah disyaratkan dan dilakukan oleh masyarakat pelaku usaha tani. Dengan pola pemanfaatan lahan di bawah tegakan, ada peluang peningkatan pendapatan masyarakat melalui perolehan hasil dari tanaman tersebut. Pemanfaatan lahan di bawah tegakan dengan mengedepankan persyaratan baku teknis, pengaturan jarak tanam, dan pengaturan komposisi jenis tanaman. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya optimalisasi adalah pemahaman masyarakat tentang teknologi budidaya yang tepat seperti pola tanam, jarak tanam, pilihan jenis tanaman, dan pengaturan tanaman. Sehingga selain dapat meningkatkan pendapatan pelaku usaha juga memberikan fungsi konservasi tanah terhadap erosi dan banjir.
Pemanfaatan tanaman di bawah tegakan bertujuan untuk perlindungan tanah dan tempat resapan dan menyimpan air, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Berbagai jenis tanaman yang dapat ditanam di bawah tegakan yang berfungsi untuk tindakan konservasi sekaligus dapat mengangkat ekonomi rakyat diantaranya tanaman perkebunan seperti kakao , alpukat, ketela pohon, wana farma atau tanaman herbal, tanaman buah-buahan seperti durian, rambutan, nangka, jagung dan porang, tanaman hijauan pakan ternak sebagai sumber penghasilan alternatif sebelum panen kayu sehingga pemanfaatan lahan lebih optimal.
Desa Karangrejo Kecamatan Garum Kabupaten Blitar merupakan wilayah perbukitan dengan sebagian besar petani memanfaatkan lahan di bawah tegakan dengan budidaya ketela pohon atau ubi kayu. Termasuk juga Kelompok Tani Hutan (KTH) Tunas Kembali karena dalam pengembangan tanaman ketela pohon atau ubi kayu dianggap sangat mudah dan resikonya kecil.
- Pengolahan hasil produksi
Ubi kayu dapat dikembangkan menjadi berbagai produk olahan melalui agroindustri. Pengembangan agroindustri ubi kayu diharapkan akan memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan petani. Ubi kayu dapat diolah menjadi berbagai produk makanan maupun produk olahan bahan kimia. Produk olahan ubi kayu jadi ada tiga macam, yaitu : (1). makanan tradisional seperti tiwul, gogik, gatot, growol, dan tape; (2). makanan popok seperti liwet singkong dan nasi singkong; (3). makanan jajanan seperti kue kacamata, lemet, getuk, kripik, kerupuk dan lain sebagainya. Sedangkan produk olahan ubi kayu setengah jadi yaitu tapioka, gaplek dan tepung kasava.
Sedangkan salah satu hasil olahan produk ubi kayu di KTH Tunas Kembali Desa Karangrejo yaitu pembuatan kerupuk semiler yang dibuat oleh Fendik sebagai pelaku usaha. Dengan produksi sudah mencapai 4 Kwl / hari, untuk memenuhi permintaan pasar pendik melibatkan masyarakat di sekitarnya membuat kerupuk sermier.
Dalam pemasaran produk krupuk semiler produksi Fendik sudah ke berbagai daerah diluar Kabupaten Blitar dalam bentuk krupuk mentah dan sudah di goreng. Untuk variannya ada dua rasa yaitu manis dan pedas.
Mari kita optimalkan pemanfaatan lahan di bawah tegakan dengan tanaman yang sesuai dan menambah nilai ekonomi masyarakat
Alamat : Dusun Sumenuh, KTH Tunas Kembali Desa Karangrejo RT; 03 RW : 021, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, No. Telp: 085604863711